Banjarmasin (ANTARA) - Puluhan anak sekolah dasar (SD) terlihat asyik membaca buku sembari duduk rapi berjejer memenuhi ruangan Markas Unit Patroli Multi-Fungsi Satuan Polisi Perairan (Satpolair) Polresta Banjarmasin pada Kamis (1/12) siang.

Sementara di bagian teras menghadap ke sungai ada beberapa anak yang juga membaca buku.

Bahkan ada anak yang membaca di atas kapal patroli milik polisi, sebagian lagi memilih duduk di atas perahu milik nelayan setempat yang kebetulan ditambatkan.

Anggota Satpolair pun tampak ramah melayani mereka sembari berjaga agar tak ada anak yang jatuh ke sungai. Seperti yang dilakukan Aipda Ronny Setiady dan Bripka Pramita Utami yang sedang piket pada hari itu.

Sejak dibukanya Perpustakaan Terapung di Pos Polair seluas 5 x 8 meter per segi di atas Sungai Barito, samping Dermaga Penyeberangan Ferry Pasar Terapung di Jalan Alalak Selatan, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ramainya anak-anak membaca buku sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Mereka yang datang tak hanya dari siswa sekolah, namun juga anak-anak nelayan yang putus sekolah turut antusias dengan keberadaan Perpustakaan Terapung.

Hari spesial ulang tahun ke-72 Korps Polairud Polri pada 1 Desember 2022 dimanfaatkan guru SDN Kuin Utara 1 untuk mengajak murid-muridnya mengunjungi Perpustakaan Terapung yang berjarak 30 menit perjalanan laut menggunakan speedboat dari Markas Utama Satpolair Polresta Banjarmasin di Jalan Barito Hilir Trisakti, Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin.

Irwan Apriliyandi, guru yang mendampingi siswa SDN Kuin Utara 1, mengaku keberadaan Perpustakaan Terapung dijadikan wahana edukasi bagi anak-anak tentang Polisi Perairan, sekaligus meningkatkan minat baca terhadap buku.

Di tengah kecanggihan teknologi informasi, termasuk ponsel pintar, mengajak anak untuk gemar membaca buku menjadi tantangan tersendiri di masa kini.

Oleh karena itu, inovasi yang dilakukan Satpolair Polresta Banjarmasin tergolong luar biasa tepat untuk menggelorakan lagi minat baca dengan suasana berbeda.
AKP Christugus Lirens dan anggota melayani anak-anak di Perpustakaan Terapung. (ANTARA/Firman)

Keberadaan perpustakaan itu terbukti membuat anak-anak antusias berkunjung untuk membaca buku sembari bisa belajar tentang tugas dan fungsi Kepolisian Perairan dari personel yang berjaga.

Raisya Anjani (10) dan Kayla Mei Lani Hasim (11), misalnya. Kedua murid kelas V SDN Kuin Utara 1 ini kompak mengaku senang bisa sering mengunjungi Perpustakaan Terapung.

"Kebetulan kan dekat dari sekolah jadi biasanya hari libur kami ke sini baca buku sambil bermain," ucap Raisya, saat berbincang dengan ANTARA.

Berbeda lagi dengan Fajri (15) dan Muhammad Rizki (17), kedua remaja putus sekolah ini, kerap mampir di Perpustakaan Terapung saat sedang tidak melaut mencari ikan.

Bagi mereka, membaca buku di Perpustakaan Terapung sudah cukup mengobati kerinduan akan suasana sekolah yang hanya sampai SD mereka jalani.

Beragamnya pilihan jenis buku juga berguna untuk menambah ilmu pengetahuan yang tak mereka dapat lagi dari pelajaran di ruang kelas, lantaran putus sekolah.

Masyarakat setempat turut memberikan apresiasi atas keberadaan Perpustakaan Terapung yang menjadi wadah belajar anak yang tinggal di bantaran sungai.

Muhammad Riza, warga Alalak Selatan RT 2, salah satu yang mendukung dikarenakan anaknya kini lebih senang bermain di Pos Polair sembari membaca buku.

Bahkan terkadang untuk menyelesaikan tugas sekolah, sang anak yang duduk di bangku SD lebih suka mengerjakannya di Perpustakaan Terapung ketimbang di rumah.
Anak-anak membaca buku di atas kapal patroli Satpolair Polresta Banjarmasin. (ANTARA/Firman)

Berpatroli bawa buku

Perpustakaan Terapung kini memiliki koleksi lebih dari 500 buku yang bisa dibaca pengunjung setiap waktu, bahkan 1 x 24 jam dibuka untuk umum.

Tak berhenti berinovasi, Satpolair Polresta Banjarmasin kini juga melakukan jemput bola menyambangi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja di bantaran sungai untuk diajak membaca buku di atas kapal patroli.

Jadi sembari berpatroli, polisi membawa banyak buku untuk dibaca anak-anak yang disinggahi, termasuk mereka yang sedang mencari ikan di sungai diajak naik ke kapal untuk membaca buku.

Tak hanya buku bacaan, beberapa unit komputer jinjing juga disediakan untuk dikenalkan kepada anak mengenai teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini.

Semangat polisi meningkatkan minat baca anak di bantaran sungai sangat membantu masyarakat, mengingat selama ini sebagian dari pengunjung ada yang tidak mengenyam pendidikan akibat putus sekolah dengan beragam alasan.

Faktor ekonomi menjadi pemicu utama, selain budaya ikut orang tua bekerja sejak kecil, seperti menjadi nelayan dan anak buah kapal (ABK).

Atas arahan dan petunjuk Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sabana A Martosumito, Perpustakaan Terapung terus dikembangkan dari sebelumnya tidak banyak koleksi buku, kini sudah lebih dari 500 buku tersedia.

Polisi ingin generasi muda di bantaran sungai bisa mendapatkan layanan pendidikan terbaik seiring julukan Banjarmasin sebagai "Kota Seribu Sungai".

"Minimal kita bisa menyediakan perpustakaan agar membantu anak-anak dan remaja untuk membaca buku dan menambah ilmu pengetahuan. Syukur-syukur ke depan ada sekolah terapung," kata Kasat Polair Polresta Banjarmasin AKP Christugus Lirens.

Apalagi meningkatnya derajat pendidikan pada suatu generasi diyakini berkorelasi dengan terciptanya keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.
Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sabana A Martosumito. (ANTARA/Firman)

Semangat Presisi

Keberadaan anggota Polri di tengah masyarakat saat ini tidak sekadar menjaga keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum, namun lebih dari itu sosok polisi ideal betul-betul diharapkan publik dapat menjadi solusi dari setiap permasalahan.

Penjabaran program Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dengan motto Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan (Presisi) kini terus digaungkan Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sabana A Martosumito.

Bagi Polresta Banjarmasin, keberadaan Perpustakaan Terapung merupakan sebuah inovasi dari semangat Presisi agar polisi bisa terus mengabdi, memberikan yang terbaik bagi masyarakat dalam hal apapun yang bisa dilakukan.

Polresta Banjarmasin, melalui kapolresta selalu menggelorakan bekerja ikhlas, memberikan yang terbaik buat masyarakat sehingga masyarakat menjadi bahagia dengan keberadaan polisi.

Kemampuan menemukan masalah dan memecahkannya dengan baik menjadi satu hal yang ditekankan pimpinan Polresta Banjarmasin kepada semua anggota dan satuan.

Menilik fenomena rendahnya tingkat pendidikan anak-anak di bantaran sungai yang sebagian harus bekerja membantu orang tua sejak kecil hingga putus sekolah, menjadi pemicu polisi memberikan solusi.

Membuka sebuah perpustakaan dengan inovasi mengapung di air pun dipilih agar bisa mendekatkan buku-buku bacaan kepada anak di bantaran sungai.

Adanya perpustakaan diharapkan atmosfer belajar bisa terbangun, sehingga anak-anak lebih terbiasa dengan semangat menggali ilmu pengetahuan lewat buku yang merupakan jendela dunia.

Polresta Banjarmasin pun membuka lebar bagi pihak lain yang ingin berpartisipasi membantu pengembangan Perpustakaan Terapung agar bisa lebih maksimal lagi memberikan layanan membaca demi peningkatan intelektual anak, khususnya di bantaran sungai.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel Nurliani Dardie menyapa pengunjung di Perpustakaan Palnam. (ANTARA/Firman)

Pegiat literasi

Meningkatkan minat baca bukan hanya dibebankan kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan, tetapi harus melibatkan semua pihak, seperti Kepolisian, TNI maupun masyarakat sendiri.

Apa yang dilakukan Polresta Banjarmasin dinilai sudah tepat dengan menunjukkan peran nyata sebagai bentuk kepedulian di bidang pendidikan, dalam hal ini untuk peningkatan budaya literasi.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel Nurliani Dardie menyebut semua komponen di suatu daerah bisa menjadi pegiat literasi.

Bahkan, ke depan, pihaknya mengusulkan agar seperti perpustakaan nasional bisa memberikan hibah kepada pegiat literasi, baik dari Kepolisian maupun TNI.

Diakui Nunung, sapaan akrab wanita murah senyum ini, meningkatkan minat baca bukan pekerjaan gampang.

Apalagi dalam kurun waktu beberapa tahun ini seiring perkembangan teknologi informasi buku sudah hampir ditinggalkan masyarakat, karena semuanya beralih ke digital dan lebih asyik memainkan ponsel.

Untuk itulah, berjuang bersama menggapai "Kalsel Cerdas" menjadi tekad Nunung dengan segala inovasi dan terobosan terus dilakukannya guna memajukan dunia perpustakaan.

Membumikan budaya membaca dan menulis menjadi fokusnya selama ini agar masyarakat luas lebih melek lagi dengan buku dan mau berkunjung ke Perpustakaan Palnam, milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel, yang sudah dipoles lebih menarik suasananya agar pengunjung betah.

Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial kini menjadi konsep unggulan perpustakaan yang terletak di Jalan Ahmad Yani Km 6 Banjarmasin itu.

Ruang aula di perpustakaan kerap digunakan untuk pelatihan, misalnya cara mengolah bahan pangan bagi ibu-ibu muda untuk makanan buah hatinya.

Sehingga manfaat perpustakaan betul-betul dirasakan oleh masyarakat, selain penyedia buku bacaan dan yang terkait bidang pendidikan lainnya.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022