Pontianak (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Matching Fund melalui platform Kedaireka di Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat.

"Program Matching Fund ini sebagai satu bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha, dunia industri, Pemda, dan masyarakat untuk bergotong royong bergandeng tangan di dalam menghilirkan karya dari perguruan tinggi," kata Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam saat menghadiri kegiatan peluncuran program Matching Fund di Universitas Tanjungpura Pontianak, Senin.

Dia menjelaskan bahwa Kemendikbud mendiseminasi hasil program Matching Fund melalui platform Kedaireka, yakni bergotong-royong untuk membangun kedaulatan Indonesia untuk reka cipta.

"Jadi kita ingin gotong royong untuk membangun kedaulatan Indonesia dalam teknologi dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi masyarakat. Jadi itu semangat dari Matching fun kedai reka," tuturnya.

Dia menambahkan, melalui program ini, karya dari perguruan tinggi tidak hanya disimpan di perpustakaan atau hanya keluar setahun sekali saat pameran. Tetapi, kali ini Kemendikbudristek mendorong untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Baca juga: Kemendikbudristek buka kesempatan industri berkolaborasi dengan SMK PK

Baca juga: Kemendikbudristek sebut pengusul Matching Fund Vokasi naik 300 persen


"Caranya kita ajak mitra industri pemda untuk bersama memanfaatkan karya dari kampus tadi dengan cara membagi pendanaan. Jadi, kalau ada industri akan mengembangkan hasil inovasi dari Untan entah itu pemanfaatan dari serat nanas, atau pemanfaatan lahan gambut lebih produktif, kalau misalnya pihak industri siap mendanai Rp100 juta, maka pemda juga mendampingi dengan biaya Rp100 juta juga," katanya.

Dia menambahkan, dengan adanya dana ini, maka Untan dapat mengembangkan apa yang menjadi tujuan bersama. Maka dengan begitu manfaatnya bisa berlipat-lipat, satu dana pengembangan penelitian bisa dua kali lipat.

"Kemudian, kedua, manfaatnya bisa langsung berdampak pada masyarakat dan mitra, tidak berhenti di kampus, sehingga ekonomi ikut terbangun dan mahasiswa ikut terlibat, jadi bisa mengembangkan start up hasil sinergi tadi. Jadi kemanfaatannya berlipat, tapi harus ada sharing dan komitmen dari mitra," katanya.

Lebih lanjut, Nizam mengatakan bahwa Matching Fund ini diikuti oleh seluruh perguruan tinggi dan saat ini sudah diikuti oleh 300 perguruan tinggi dan terus meningkat.

"Tahun ini kita mengalokasikan anggaran sekitar Rp500 miliar untuk Matching fund dan proposal yang masuk sudah lebih dari 500 proposal. Kita bisa menggalang dana dari mitra mungkin sampai Rp1 triliun," kata dia.

Sementara itu, di tempat yang sama, Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat, Prof DR Garuda Wiko berharap dengan adanya program tersebut dapat mendorong perekonomian di Kalbar serta dapat menyejahterakan petani.

"Terkait program ini, kita mengusung tema Ekonomi Hijau. Kita harapkan ini dapat mendorong perekonomian di Kalbar," kata Wiko.

Hilirnya, kata dia, adalah kesejahteraan petani, diharapkan dari pendampingan yang di lakukan pada petani itu bisa meningkatkan produksi dan menyejahterakan petani sekaligus Untan juga memperkenalkan teknologi modern dalam pertanian.

Baca juga: Unand gelar pelatihan program Matching Fund di Bukittinggi dan Agam

Baca juga: Program Matching Fund Kedaireka 2022 usung lima tema prioritas

 

Pewarta: Rendra Oxtora dan Sucia Lucinda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022