Indonesia adalah satu dari dua pasar penerbangan dengan pertumbuhan paling cepat di dunia setelah China.
Vilnius, Lithuania (ANTARA) - Mungkin hanya kalangan dunia dan bisnis penerbangan yang memahami betul betapa vital aspek maintenance, repair and overhaul (MRO) atau perawatan, perbaikan, dan servis berat, untuk usaha penerbangan.

Ini juga berkaitan dengan keselamatan penerbangan yang menjadi bagian terpenting dalam industri penerbangan komersial di mana pun, termasuk di Indonesia.

MRO sering diabaikan, padahal ini adalah bagian yang sangat penting dalam menjalankan bisnis penerbangan. Bahkan hampir dalam setiap kecelakaan atau insiden pesawat, aspek ini sering muncul kemudian.

Ini karena, seperti halnya bisnis transportasi pada umumnya di mana wahana menjadi bagian terpenting di samping manusia, kondisi pesawat dengan segala komponen dan fasilitasnya harus dijaga betul-betul laik untuk memastikan beroperasi dalam kondisi aman dan nyaman.

Tuntutan ini kemudian meniscayakan adanya aspek perawatan dan pemeliharaan unit terbang yang mau tak mau harus reguler dilakukan, bukan asal dirawat.

Ini mungkin seperti orang merawat kendaraan mereka. Rutin memeriksakan ke bengkel akan membantu pemiliknya memastikan kendaraan laik dikendarai sehingga menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi si pengendara dan orang lain yang menumpanginya.

Namun sebagaimana pada kendaraan di darat, kecelakaan sering timbul karena faktor di luar kendaraan itu sendiri.

Kalau dalam kendaraan adalah pastinya kondisi jalan dan kendaraan lainnya, maka untuk pesawat faktor luar bisa mencakup beberapa hal, termasuk cuaca.

Cuaca bisa memengaruhi kualitas operasional pesawat, bahkan mesin, dan oleh karena itu pesawat harus dijagal betul bisa beroperasi dalam keadaan laik. Di sini, MRO menempati posisi sangat penting.

MRO sering diabaikan, padahal menjadi bagian esensial dari bisnis penerbangan. Karena, MRO memastikan semua fasilitas, peralatan, sistem, dan peralatan tersedia serta terawat baik sehingga aman untuk digunakan.

Ujungnya, ini memastikan keselamatan dan keamanan selama penerbangan yang menjadi bagian integral dari bisnis penerbangan.


Teramat penting

MRO teramat penting, apalagi bagi ekosistem bisnis penerbangan Indonesia yang dari waktu ke waktu kian besar saja.

Jika melihat jumlah pesawat yang dibeli dan nilai perdagangan bisnisnya, maka Indonesia adalah satu dari dua pasar penerbangan dengan pertumbuhan paling cepat di dunia setelah China.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki sekitar 17.000 pulau yang membentang 5.000-an km dari bagian paling barat sampai bagian paling timurnya, transportasi udara adalah cara tercepat dalam menghubungkan wilayah seluas ini sehingga orang-orang di dalam semua wilayah ini bisa saling berinteraksi, dalam spektrum apa pun.

Dengan kebutuhan tinggi untuk hadirnya penerbangan yang luas dan menyeluruh, tak heran bisnis penerbangan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu, sekalipun agak tertekan selama pandemi.

Pada tahun 2020 atau awal puncak pandemi COVID-19, jumlah penumpang domestik Indonesia mencapai 35,3 juta. Angka ini 44 persen lebih rendah dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang mencapai 79,5 juta. Dalam tahun yang sama, 3,3 juta orang Indonesia terbang ke berbagai wilayah di seluruh dunia.

Profilnya ternyata masih sangat besar kendali sempat dilumpuhkan pandemi COVID-19.

Ini membangkitkan optimisme besar, antara lain dari Indonesian National Air Carrier Association (INACA) yang memperkirakan industri penerbangan Indonesia segera normal sepenuhnya pada 2024.

Segera dalam 2 tahun ke depan itu, 683 bandara di Indonesia yang 34 di antaranya bandara komersial, akan berlari kencang kembali.

Profil bisnis yang atraktif dan meraksasa ini jelas pasar yang terlalu seksi untuk diabaikan siapa pun, termasuk investor asing.

Akan tetapi kondisi ini juga kian menyingkapkan pentingnya aspek keselamatan penerbangan, mengingat puluhan juta orang yang bepergian ke dan dari Indonesia lewat udara, harus dipastikan selamat sampai tujuan.

Tepat dalam kerangka ini, bisnis perawatan dan pemeliharaan pesawat atau MRO semakin vital bagi dunia penerbangan Indonesia.

Sebenarnya fungsi ini sendiri bisa dijalani sendiri oleh setiap maskapai berbasis di Indonesia, entah milik negara (BUMN) atau swasta. Akan tetapi bisa juga fungsi ini dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga.

Beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia memiliki sendiri unit MRO, tetapi sebagian maskapai lain terlalu kecil dan terlalu berat secara finansial untuk bisa menangani sendiri perawatan dan pemeliharaan pesawat.

Untuk itulah ada pihak ketiga yang menjadi jembatan untuk itu.


Ekspansif

Salah satu pihak ketiga yang bisa disebut dan memang aktif beroperasi di Indonesia adalah FL Technics.

Perusahaan yang berinduk kepada sebuah konglomerasi besar penerbangan berbasis di Lithuania, Avia Solutions Group, ini sebenarnya adalah pemain lama dalam bisnis ini.

FL Technics adalah grup independen global yang menyediakan layanan MRO pesawat lingkup penuh yang dikerjakan oleh lebih dari 1.800 profesional industri penerbangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Indonesia, tepatnya di lingkungan Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, adalah satu dari beberapa tempat di seluruh dunia termasuk Vilnius dan Kaunas di Lithuania, yang menjadi bengkel pesawat milik FL Technics.

Namun, kalau Kaunas dan Vilnius menjadi dua fasilitas MRO terbesar yang dimiliki FL Technics dengan kapasitas layanan 4 sampai 5 unit pesawat berbadan sempit, maka yang berada di Indonesia memiliki daya tampung tiga pesawat berbadan sempit.

Sama dengan yang berada di pusatnya di Vilnius dan Kaunas, fasilitas yang berada di Soekarno Hatta itu juga terdiri atas hangar dan ruang workskop.

"Mengenai fungsi dan kerjanya sama saja, baik yang di sini (Lithuania) maupun yang di Indonesia. Bedanya yang di sini (Kaunas) lebih bersih dibandingkan dengan yang di Jakarta," kata Barli Nugraha, SSQ Director BBN Airlines Indonesia, yang bersama ANTARA dan beberapa wartawan Indonesia lainnya mengunjungi hanggar FL Technics di Kaunas pada 7 Desember kemarin.

BBN Airlines Indonesia sendiri adalah perusahaan terbaru yang berafiliasi kepada Avia Solutions Group. Akan berbasis di Jakarta dan bakal melayani penerbangan kargo domestik di Indonesia, BBN Airlines saat ini tengah dalam proses mendapatkan izin operasi dari Pemerintah Indonesia.

BBN Airlines adalah salah satu gambaran betapa ekspansif manuver bisnis Avia Solutions Group.

Grup perusahaan bermarkas besar di Vilnius, Lithuania, ini merambah ke banyak bidang yang tak hanya memasuki dunia penerbangan sehingga bisa tergolong konglomerasi.

Kini, mereka mengadakan pertemuan tahunan pada 9 Desember 2022 dengan peserta dari seluruh anak perusahaannya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Ini pertama kali FL Technics Indonesia diundang mengikuti pertemuan tahunan ini," kata Marketing Manager FL Technics Indonesia Rosye Risandi.

Rosye tak menjelaskan alasan apa yang membuat Avia Solutions Group kali ini mengundang perwakilannya di Indonesia guna menghadiri pertemuan tahunan itu. Namun, mungkin ada kaitan dengan postur bisnis FL Technics Indonesia yang makin besar atau pasar penerbangan Indonesia yang terus tumbuh yang tak mungkin diabaikan oleh pelaku bisnis dirgantara global seperti Avia Solutions Group.

Terlebih melalui FL Technis, mereka sudah cukup lama hadir di Indonesia guna melayani operator penerbangan nasional dan berbagai operator penerbangan lainnya di seluruh Asia.





Editor: Achmad Zaenal M

 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022