Makassar (ANTARA) - Aktivis yang tergabung dalam Masyarakat Anti Korupsi Sulsel (MARS) berkolaborasi dengan seniman Makassar Art Initiative Movement (MAIM) melakukan perlawanan terhadap korupsi yang dituangkan lewat karya seni lukisan.

Peringatan Hari Anti Korupsi di Makassar tidak seperti biasanya. Jika perlawanan selama ini dilakukan dengan turun ke jalan sambil orasi, kali ini kritik aktivis dituangkan dalam karya seni.

Aksi kreatif performance art dengan tema ‘Seni Melawan Korupsi’ yang dilaksanakan di bawah Jembatan Layang Makassar, Kamis itu digelar dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi.

Ketua Anti Coruption Committe (ACC) Sulawesi Abdul Kadir mengatakan dalam perfomence art ini, ada tiga isu sentral yang diangkat dan dituangkan dalam bentuk seni lukisan yaitu soal penegakan hukum, demokrasi, dan sikap anti korupsi.

"Pertama soal demokrasi soal kebebasan berpendapat kebebasan berekspresi, kemudian kriminalisasi dan seterusnya, kedua soal penegakan hukum dimana dilihat dari konteks pemberantasan korupsi hari ini, penegakan hukum tidak berjalan dengan baik," ujarnya.

Baca juga: KPK jadikan humas pemda dan lembaga di Bali mitra kampanye antikorupsi
Baca juga: BPJAMSOSTEK gelar kampanye antikorupsi agar programnya bersih dari KKN

Selain itu, poin ketiga yaitu kritik sikap anti korupsi yang disampaikan oleh pemerintah, kata Abdul Kadir, hanya sebatas gimik tidak pernah dilaksanakan secara maksimal di lapangan.

"Sikap anti korupsi itu bukan sikap yang ditorehkan dan dijalankan secara serius oleh pemerintah nah berdasar isu tadi itu yang dituangkan dalam lukisan hari ini," sambungnya.

Para pelukis yang melaksanakan perfomence art ini ternyata juga berasal dari berbagai macam profesi seperti dosen, seniman hingga ASN.

"Kami memberikan masukan kepada mereka (Pelukis) untuk dituangkan di sini terkait soal sikap antikorupsi," katanya.

Baca juga: KPK harap masyarakat sipil terlibat kampanye pendidikan antikorupsi
Baca juga: KPK dan BPOM kampanye antikorupsi pada kemasan produk

Sedikitnya sekitar sembilan lukisan yang telah selesai dalam menuangkan hasil kritikan para aktivis. Salah-satu lukisan terlihat menggambarkan kondisi dua pejabat publik yang terlihat menjulurkan lidahnya melihat dua potong kue.

Aksi ini juga berkolaborasi dengan LBH Makassar, Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (FIK ORNOP) Sulawesi Selatan (Sulsel), Aliansj Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Forum Studi Isu-Isu Strategis (FOSIS), LBH Pers Makassar, Korsosium Pembaruan Agraria (KPM Sulsel), Gusdurian Makassar, Kontras Sulawesi serta Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR Sulsel).

Baca juga: Saut Situmorang: Kampanye antikorupsi melalui lagu

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022