Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menitipkan pesan kepada peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2022 untuk mewujudkan reformasi birokrasi yang berdampak signifikan pada kesejahteraan masyarakat.

"Untuk menciptakan birokrasi yang berdampak itu butuh proses. Tidak semuanya bisa kun fayakun atau simsalabim," ujar Khofifah di sela penutupan PKN II di Gedung BPSDM Jatim di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, untuk mewujudkannya dimulai dari sesuatu yang kecil yang memungkinkan, kemudian mengidentifikasi kebutuhan masyarakat serta mencari solusi konkret.

Identifikasi masalah yang dilakukan, kata dia, dengan cepat bisa membawa perubahan signifikan pada keadaan.

Baca juga: LAN siapkan pelatihan kepemimpinan II dukung pembangunan nasional

Baca juga: Kemendikbudristek dorong lulusan PKN lanjutkan kolaborasi


"Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah dari pemecahan masalah pada dinamika kenaikan bahan bakar minyak (BBM)," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Gubernur perempuan pertama Jatim itu juga menekankan pentingnya inisiatif, kreativitas, inovasi (IKI) karena merupakan jawaban untuk menghadapi tantangan global.

Mantan Menteri Sosial RI itu lebih jauh menjelaskan, Jawa Timur merupakan area kondusif yang mendukung situasi belajar dan pengembangan.

Untuk itulah, dia berharap PKN II di Jatim ini dapat memberikan sesuatu yang berguna bagi masing-masing peserta saat kembali bertugas di daerah asalnya.

"Insya Allah, BPSDM Jatim merupakan tempat menyemai inovator handal. Semua peserta hasil evaluasinya memuaskan dan sangat memuaskan. Mudah-mudahan apa yang dipelajari di sini betul-betul bisa dibawa pulang," kata dia.

Dari ke-70 peserta yang mengikuti pelatihan, 100 persen dinyatakan lulus dengan penilaian pada evaluasi akhir yang memuaskan dan sangat memuaskan. Rinciannya, sebanyak 31 orang mendapatkan predikat Sangat Memuaskan dan 39 peserta lainnya berpredikat Memuaskan.

Sementara itu, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Adi Suryanto memuji capaian Jatim yang dinilainya berhasil mencontoh Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew karena dapat membangun birokrasi handal di negaranya.

"Lee Kuan Yew mengambil langkah tidak lazim yang tak banyak dilakukan saat itu. Jadi dia menguatkan SDM pegawai negeri. Itulah kenapa Singapura maju. Dan Jawa Timur berhasil menjadi provinsi yang pengembangan ASN-nya terbaik," kata Adi.

Di sisi lain, dari seluruh peserta terpilih 10 besar terbaik yang mendapatkan apresiasi atas hasil pelatihannya.

Peserta yang masuk lima besar diberikan predikat istimewa, yaitu Muhammad Juaini Taofik dari Pemkab Lombok Timur, Mochamad Bachruni Aryawan dari Pemkab Sidoarjo, Ikhsan dari Pemkot Surabaya, Lilik Arijanto juga dari Pemkot Surabaya dan Heru Susanto dari Kementerian Perhubungan RI.

Berikutnya, peringkat enam sampai sepuluh yakni Moh. Ali Kuncoro dari Pemprov Jatim, Mokhamad Anwar Mukhtadlo dari Pemkab Bojonegoro, Fariza dari Pemprov Riau, R. Rachmad Basari dari Pemkot Surabaya, serta Sunardi Nurcahyono dari Pemkot Madiun.*

Baca juga: Kemendikbud masukkan digitalisasi pendidikan dalam subtema PKN 2021

Baca juga: Kemendikbud : Kepemimpinan strategis penting untuk pendidikan bermutu

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022