Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) Ngatino mengatakan pihaknya masih memiliki pekerjaan rumah (PR) dalam menyejajarkan prestasi sanda dengan taolu.

Ngatino mengaku sudah mengantongi sejumlah poin hasil dari evaluasi Kejuaraan Dunia Wushu Junior (WJWC) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten, yang berakhir, Sabtu.

"Kami akan canangkan ke depannya untuk program pembinaan. Bukan hanya taolu, tetapi juga sanda. Tetapi yang menjadi prioritas adalah sanda. Ini PR besar ke depannya agar dua-duanya jalan. Ada prestasi di taolu, demikian juga sanda," kata Ngatino.

Indonesia selaku tuan rumah Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2022 dapat dikatakan sukses besar dengan menempati posisi tiga besar setelah mengantongi 10 medali emas, 2 perak, dan 5 perunggu.

Baca juga: PB WI: Wushu 'on the track' jalankan program DBON

Hasil tersebut juga melampaui target yang dicanangkan Ketua Umum PB WI Airlangga Hartarto yakni enam emas.

Namun yang perlu digarisbawahi, semua emas yang diraih berasal dari atlet taolu atau seni. Sedangkan sanda atau nomor tarung, prestasi tertinggi di WJWC 2022 adalah mendapat perunggu.

Meski secara umum target enam emas terlampaui, yang perlu diingat Airlangga Hartarto sempat mengatakan dua emas di antaranya berasal dari sanda. Namun nyatanya tak terpenuhi.

Ngatino pun mengatakan pola pembinaan taolu dan sanda belakangan memang berbeda. Terlebih dengan adanya pandemi COVID-19.

Atlet taolu yang tampil di WJWC 2022 merupakan atlet terbaik di kelas masing-masing yang terpilih masuk program pelatnas berkat prestasi yang ditunjukkan selama mengikuti kejuaraan secara virtual selama pandemi COVID-19.

Baca juga: Denis harapan terakhir Indonesia di nomor sanda WJWC 2022

Berbanding terbalik dengan sanda yang memang mengharuskan atlet bertatap muka dan bertarung di atas ring.

"Untuk sanda, karena pandemi kami tidak bisa mengikuti pola seperti taolu, karena mereka harus fight. Semoga setelah pandemi menghilang, kami bisa lakukan itu. Itulah peran dari dewan kehormatan yang mendukung selama ini," kata Ngatino.

Sebagai cabang yang masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), Ngatino mengatakan wushu akan terus melanjutkan program pembinaan secara berkesinambungan.

Selanjutnya, PB WI bakal melanjutkan program untuk persiapan atlet wushu Indonesia berlaga di Olimpiade Remaja di Dakar, Senegal pada 2026.

"Kami akan mengambilnya dari yang sekarang, tetapi tidak menutup kemungkinan dari yang baru juga bisa kami orbitkan. Tinggal nomornya. Kami belum tahu nomor apa yang dipertandingkan di Youth Olympics Games 2026 nanti. Setelah atlet pulang ke daerahnya masing-masing, kami akan kembali melakukan pembinaan," ujar Ngatino.

Baca juga: Lindswell beri motivasi atlet wushu Indonesia di WJWC 2022

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022