Jakarta (ANTARA) - Apabila mengunjungi Qatar dan punya kolega warga lokal, kemungkinan besar Anda akan mendapat kesempatan untuk mencicipi hidangan rumahan sejenis gulai yang bernama saloona.

Namun, semenjak negeri emirat itu mulai berusaha mendongkrak pariwisatanya, hidangan yang diyakini berasal dari Suku Badwai tersebut kini bermunculan dalam menu banyak restoran di Qatar.

Hal itu tentunya membuka kesempatan bagi para suporter dan penikmat sepak bola yang mengunjungi Qatar selama Piala Dunia 2022 mencicipi saloona di rumah makan, termasuk ANTARA pada Minggu (11/12) kemarin.

Penelusuran di internet menyebut saloona sebagai hidangan sejenis sup kaldu, tapi ANTARA mendapati menu itu lebih mendekati gulai sayuran karena tekstur kuahnya yang kental dan rasanya yang cukup menyisakan aksen pedas.

Baca juga: Komunitas Baraya Sunda Qatar promosi sate maranggi

Baca juga: Quisine, menu baru dari Qatar Airways yang lebih mengenyangkan

 
Sayuran okra, sejenis oyong atau gambas yang menjadi isin saloona. (ANTARA/Gilang Galiartha)


Seperti kebanyakan kuliner Timur Tengah, saloona juga sarat dengan penggunaan banyak bebumbuan seperti kapulaga, kunyit, jahe, kayu manis, bawang merah, dan bawang putih.

Saloona biasanya tersedia dengan isian protein daging-dagingan baik itu ayam, kambing, domba, atau sapi. Namun ada juga opsi saloona bagi vegetarian yang hanya berisikan sayuran saja.

Rumah makan yang dikunjungi ANTARA dalam mencicipi saloona bahkan menjajakan jenis tersendiri, yakni okra saloona. Okra adalah sejenis sayuran yang mirip oyong atau gambas bila di Indonesia.

Saloona bisa diperoleh dengan harga kisaran 15 riyal Qatar (sekira Rp65 ribu) dan biasanya disajikan dengan beberapa lembar pita atau roti pipih (flatbread) yang kerap dimakan di kawasan Laut Mediterania, Timur Tengah, dan sekitarnya.

Baca juga: Majboos, hidangan nasional yang wajib dicicipi di Qatar

Baca juga: Shawarma, jajanan cepat saji yang paling mudah didapatkan di Qatar

Baca juga: Nasi goreng jadi menu favorit Indonesia di maskapai asing ini

 

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022