Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat terutama di Bali untuk memeriksa bangunan dan rumahnya dari kemungkinan retakan dan kerusakan setelah gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,2 di perairan wilayah Karangasem, Bali, Selasa.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya yang diterima di Denpasar, Selasa, meminta masyarakat memastikan kestabilan bangunan sebelum kembali masuk ke dalam tempat tinggalnya setelah beberapa wilayah Bali, khususnya Karangasem, diguncang lebih dari 20 gempa susulan (aftershock) sampai pukul 20.56 WITA.

Baca juga: Gempa M5,2 guncang wilayah Bali pada Selasa sore

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata Daryono sebagaimana dikutip dari siaran tertulis BMKG.

Sejauh ini, laporan resmi BMKG menyebutkan lima rumah dan satu rumah sakit (RS) rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 itu. Empat rumah rusak dilaporkan berada di Dusun Baturinggit Kelod, Desa Baturinggit, Kubu, Karangasem, dan satu rumah rusak di Dusun Pagubugan, Desa Manggis, Karangasem. Sementara itu, RS Balimed, Bebandem, Karangasem juga dilaporkan mengalami kerusakan.

Walaupun demikian, BMKG belum menerima laporan adanya korban jiwa.

Baca juga: Lima rumah dan satu RS rusak akibat gempa M5,2 di wilayah Bali

Dalam siaran tertulis yang sama, Daryono menjelaskan pusat gempa bumi berjarak 1 kilometer ke arah timur dari Kubu, Karangasem. Kedalaman gempa mencapai 30 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono.

Getaran gempa di Karangasem juga dirasakan di daerah Tabanan, Badung, Buleleng, dan Denpasar, kemudian di beberapa daerah di Nusa Tengggara Barat tepatnya di Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

Baca juga: Gempa di Bali akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores

Walaupun demikian, hasil pemodelan BMKG menunjukkan gempa di Karangasem itu tidak berpotensi memicu tsunami.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022