Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan dan USAID berkolaborasi dengan sejumlah rumah sakit (RS) dalam memperkuat sistem informasi terintegrasi dalam mengidentifikasi tuberkulosis (TBC).

“Penanggulangan TBC di Indonesia dapat kita tangani secara keseluruhan dengan dukungan dan sinergi lintas sektor, termasuk melalui rumah sakit yang memiliki jaringan luas di daerah, seperti Siloam Hospitals dan rumah sakit swasta lainnya yang telah diakui. Penanganan ini pun perlu dukungan dari seluruh masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P), dr Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan penyakit TBC dapat ditangani secara maksimal jika jajaran lintas sektor saling bersinergi dalam kerja sama.

Wakil Direktur Kantor Kesehatan United States Agency for International Development (USAID) untuk Indonesia, David Stanton, mengatakan penting untuk mengatasi masalah kasus TBC yang tidak teridentifikasi.

Baca juga: Eliminasi kasus TBC di Surabaya melebihi target penapisan nasional

Baca juga: Dinkes Kediri: Temuan TBC selama 2022 capai 1.026 kasus


“Sektor swasta memainkan peran kunci dalam mendukung tujuan Indonesia untuk mengidentifikasi pasien TBC,” kata Stanton.

Sistem informasi kesehatan yang kuat sangat penting dalam memastikan bahwa semua pasien TBC dilaporkan dengan benar dan terhubung dengan pengobatan TBC yang berkualitas.

Stanton menjelaskan Amerika Serikat melalui USAID, mendukung visi sistem informasi kesehatan terintegrasi SATU SEHAT dari Menteri Kesehatan dengan cara menghubungkan sistem informasi rumah sakit dengan sistem informasi TBC. Sistem itu memungkinkan kasus TBC dilaporkan dan menerima pengobatan.

Siloam Hospitals sebagai layanan kesehatan dengan 41 jaringan rumah sakitnya turut berkomitmen dalam sinergi kerja sama dari Kementerian Kesehatan dengan cara menghubungkan sistem informasi rumah sakit dengan sistem informasi TBC guna upaya percepatan eliminasi melalui Perjanjian Kerjasama Penguatan Implementasi Penanggulangan Tuberkulosis dengan Manajemen Big Chain Hospitals, salah satunya yaitu bersama Siloam Hospitals

Direktur Siloam Hospitals, Grace F Indradjaja, mengatakan dari seluruh jaringan rumah sakit Siloam, pihaknya telah menangani lebih dari 3.000 pasien tuberkulosis dan sejumlah 10.000 pasien tuberkulosis dalam penanganan rawat jalan.

"Secara teknis, masalah penanganan TBC yang paling banyak ditangani Siloam Hospitals adalah penanganan pada obat tbc, karena rata rata pasien tidak rutin melakukan konsumsi obat. Namun diharapkan dalam kerjasama ini, penguatan sistem akan ditingkatkan," kata Grace.

Penyakit tuberkulosis di Indonesia pada 2021 lalu dilaporkan terkonfirmasi sebanyak 443.235 kasus dan pada anak sebesar 42.187 jiwa.*

Baca juga: Dosen Udinus ciptakan alat pemantau penderita TBC

Baca juga: Dokter: berat badan anak tidak naik waspada "silent diseases"


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022