Di Perairan Balikpapan pada 27 Desember 2022 diprakirakan pasang air laut setinggi 2,7 meter pukul 21.00 Wita
Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Balikpapan mengimbau masyarakat waspada terhadap pasang air laut kategori tinggi yang dapat menyebabkan rob, kerusakan fasilitas di pesisir dan dampak lainnya.

"Di Perairan Balikpapan pada 27 Desember 2022 diprakirakan pasang air laut setinggi 2,7 meter pukul 21.00 Wita," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Senin.

Sedangkan untuk Senin malam ini, di Perairan Balikpapan diprakirakan mengalami pasang setinggi 2,8 meter sekitar pukul 20.00 Wita.

Kemudian di Perairan Pulau Nubi, Muara Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada 26 Desember mengalami pasang setinggi 2,8 meter pukul 20.00 Wita, tanggal 27 Desember setinggi 2,7 meter pukul 21.00 Wita.

Di Perairan Muara Sungai Berau, Kabupaten Berau, pada 26 Desember dengan pasang laut setinggi 2,8 meter sekitar pukul 22.00 Wita, pada 27 Desember dengan pasang setinggi 2,6 meter sekitar pukul 22.00 dan 23.00 Wita.

Baca juga: BMKG prakirakan lima kabupaten di Kaltim hujan petir Selasa-Rabu

Baca juga: BMKG deteksi 14 titik panas di Kaltim


Kemudian di Perairan Teluk Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur pada 26 Desember 2022 diprakirakan mengalami pasang setinggi 2,4 meter sekitar pukul 19.00 dan 20.00 Wita.

Diyan juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang dapat disertai dengan kilat atau petir dalam saru pekan ke depan, karena peristiwa ini dapat berdampak pada berbagai hal.

Berbagai hal yang bisa ditimbulkan dari prakiraan peristiwa itu seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin pada sejumlah kawasan di Provinsi Kaltim.

Sejumlah peristiwa tersebut dapat terjadi setelah adanya analisis yang dilakukan oleh BMKG, yakni indeks global seperti Nino 3,4, SOI, dan MJO masih menunjukkan nilai yang signifikan, sehingga kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan signifikan.

"Adanya pola belokan angin dan konvergensi di sekitar wilayah Kaltim, memicu terjadi pertumbuhan kelompok awan konvektif penghasil hujan dengan intensitas ringan hingga lebat," kata Diyan.

Baca juga: BMKG imbau masyarakat pesisir waspadai gelombang tinggi enam meter

Baca juga: BMKG Lampung: 26 Desember puncak "Perigee" masyarakat diimbau waspada

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022