Tokyo (ANTARA) - Tahun depan, yang hanya dalam hitungan hari lagi, merupakan momentum penting bagi Indonesia dan Jepang karena bertepatan dengan 65 tahun hubungan diplomatik serta 50 tahun persahabatan kerja sama Jepang dan ASEAN.

Di tahun yang sama, kedua negara juga mengemban amanat penting, yakni Indonesia sebagai Ketua Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang memimpin kelompok beranggotakan tujuh negara dengan ekonomi maju (G7).

Kondisi itu merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi keduanya untuk menjadi episentrum pemulihan global di berbagai sektor, mulai dari politik, ekonomi dan kesehatan.

Indonesia telah memulainya melalui perhelatan G20 yang sukses mengangkat tiga agenda penting, yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi.

Jepang juga mengambil peran penting melalui kerja sama konkret yang mendukung pencapaian tiga agenda utama G20 itu.

“Saya ingin terus bekerja sama erat dengan Indonesia dalam menangani isu-isu di Kawasan serta isu-isu di global, termasuk upaya-upaya dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Terkait arsitektur kesehatan global, terdapat kesepakatan kerja sama antara perusahaan swasta Jepang RISE Holding Co.Ltd dengan Hotel Indonesia Natour sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur Bali untuk dapat mengembangkan stem cell processing center (pusat pemrosesan sel punca) sebagai salah satu metode pengobatan kanker.

Pada transformasi digital, telah terjalin kerja sama tripartit antara Universitas Brawijaya, Indonesia Research and Education Network (IDREN) dan Arterial Research and Educational Network in the Asia Pacific (ARENA-PAC) untuk penyediaan jaringan internet kecepatan tinggi 100 Gbps bagi keperluan riset dan pendidikan di Indonesia.

Sementara itu, dari sisi transisi Energi, Indonesia dan Jepang telah meluncurkan inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC) di sela-sela KTT G20 November 2022 lalu.

Jepang juga menyampaikan komitmen alokasi dana sebesar 500 miliar dolar AS (Rp7,8 triliun) bagi Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk proyek-proyek di bidang energi baru dan terbarukan, termasuk dalam upaya konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Tenaga Biomassa (PLTBm).

Terkait hal itu, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasinya atas dukungan Jepang terhadap Presidensi Indonesia G20.

“Saya mengapresiasi dukungan Jepang atas Presidensi Indonesia di G20, termasuk dukungan berbagai proyek yang konkret,” katanya.

Kerja sama sepanjang 2022

Terlepas dari G20, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jepang juga semakin kokoh guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, penguatan kerja sama penanggulangan pandemi, pelindungan warga negara Indonesia (WNI) dan kemitraan di forum regional dan multilateral, serta penguatan infrastruktur diplomasi.

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi memastikan sinergi Indonesia-Jepang dan kolaborasi erat dengan kawasan adalah kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan global di 2022 ini.

“Capaian terbesar jelang 65 tahun Indonesia Jepang 2023 mendatang adalah hubungan kedua bangsa yang terus hangat dan erat. Sebagai mitra strategis, kedua negara selalu memperkuat kerja sama di berbagai bidang, tidak hanya ekonomi dan politik, namun juga sosial budaya, dan pelindungan Warga Negara Indonesia,” katanya.

Intensitas peningkatan kerja sama juga tercermin di bidang pertahanan melalui partisipasi Japan Ground Self Defense Force untuk pertama kalinya dalam latihan bersama Multilateral Super Garuda Shield 2022 yang diselenggarakan pada Agustus 2022 di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut kunjungan kerja Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Indonesia pada 29-30 April 2022, Presiden RI Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada 27 Juli 2022. Selain kunjungan tingkat Kepala Negara, Wakil Presiden RI juga menghadiri rangkaian kegiatan Pemakaman Kenegaraan bagi mantan PM Jepang, Abe Shinzo, pada 27 September 2022.

Kerja sama bidang ekonomi Indonesia-Jepang secara kumulatif dari 2016 hingga Triwulan III 2022 mencapai 27,28 miliar dolar AS (Rp426 triliun). Investasi Jepang sebagian besar berasal dari sektor industri kendaraan bermotor, listrik-gas-air, perumahan, perkantoran dan kawasan industri, serta industri kimia dan farmasi.

Komitmen investasi Jepang di Indonesia juga semakin diperkuat saat kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Jepang Juli lalu. Sejumlah Pimpinan perusahaan Jepang yang diundang dalam pertemuan the Japan CEO Meeting dengan Presiden RI berkomitmen menanamkan investasi senilai lebih dari Rp85 Triliun.

Total perdagangan bilateral Indonesia-Jepang pada Januari hingga Oktober 2022 telah mencapai 34,79 miliar dolar AS (Rp544,3 triliun), meningkat 33,35 persen dari periode yang sama 2021.

Nilai perdagangan itu bahkan telah melampaui nilai perdagangan bilateral dengan Jepang sebelum pandemi pada 2019 yang mencatatkan nilai 31,6 miliar dolar AS (Rp494 triliun).

Tahun ini, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan tertinggi dengan Jepang, yakni mencapai 6,3 miliar dolar AS (Rp98,5 triliun) atau meroket 158,5 persen dari nilai surplus pada 2021.

Produk pertanian Indonesia, termasuk komoditas buah tropis, terutama mangga, juga mulai diupayakan untuk masuk pasar Jepang dengan adanya kunjungan bisnis sejumlah importir buah dari Jepang yang mengunjungi sentra buah di Jawa Barat November lalu.

Di bidang kesehatan, sebanyak 13 investor Jepang melakukan kunjungan bisnis ke Jakarta dan Bali. Dari kunjungan ini tercapai komitmen dukungan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus bidang kesehatan yang dibangun di Sanur, Bali dengan estimasi komitmen investasi dan sharing teknologi senilai 150 juta dollar AS (Rp2,3 triliun).

Terkait bidang infrastruktur, berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) kerja sama dengan Jepang seperti MRT Fase 2, proyek proving ground di Bekasi dan Pelabuhan Patimban terus berlangsung dan akan menjadi proyek tonggak sejarah dalam kerja sama ekonomi Indonesia – Jepang.

Dalam pembangunan Ibukota Negara (IKN) Nusantara, pada taklimat khusus oleh Kepala Otorita IKN pada Oktober 2022 di Jepang, sejumlah perusahaan Jepang seperti Sumitomo Forestry telah menyatakan minat dukungan untuk pembangunan IKN Nusantara.

Diplomasi dan perlindungan WNI

Saat ini tercatat 83.169 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang dan hampir 50 persen dari angka tersebut merupakan WNI pemagang yang berjumlah 39.177 orang per Juni 2022. Jumlah pemagang Indonesia ini meningkat sebanyak 56,7 persen sejak akhir 2021.

Saat ini KBRI Tokyo bekerja sama dengan sejumlah badan guna memastikan fungsi pelindungan WNI dapat dilakukan secara maksimal, di antaranya kepolisian Jepang, imigrasi Jepang, Organization for Technical Intern Training (OTIT), Sending Organizations (SO), Registered Support Organization (RSO), AP2LN, Japan Tuna Fisheries Corporation dan firma hukum di Jepang.

Sementara itu, diplomasi Indonesia di Jepang sepanjang 2022 dikemas dalam rangkaian kegiatan Indonesia Friendship Day (IFD) di 11 kota di Jepang, yaitu di Sapporo, Osaka, Sendai, Kumamoto, Kesennuma, Mito, Yokohama, Fukuoka, Shizuoka, Toyota, dan Okinawa.

“IFD yang tersebar di seluruh Jepang, memungkinkan promosi dan pelayanan KBRI Tokyo dapat menjangkau sebaran warga Jepang dan WNI mulai dari Hokkaido hingga Okinawa. Selain itu, IFD yang juga menampilan kekayaan seni dan budaya Indonesia, dapat menjadi pintu masuk penguatan kerja sama Indonesia – Jepang di berbagai bidang,” kata Dubes Heri.

Pada 2023 KBRI Tokyo akan memperluas kegiatan IFD ini menjadi Indonesia-Japan Friendship Day (IJFD) bertepatan dengan Peringatan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022