Jakarta (ANTARA) - Produk tembakau alternatif layak menjadi opsi bagi perokok dewasa karena memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional, kata peneliti senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Prof. Achmad Syawqie.

Prof. Syawqie mengatakan produk tembakau alternatif menerapkan sistem pemanasan, khususnya pada rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan. Hal ini berbeda dengan rokok konvensional yang mengalami proses pembakaran.

"Dengan begitu, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, TAR, dan abu," ujar Prof. Syawqie melalui keterangan resminya dikutip pada Kamis.

Baca juga: Asosiasi: Regulasi berbeda optimalkan potensi tembakau alternatif

Lebih lanjut, Prof. Syawqie mengatakan bahaya merokok ditimbulkan dari berbagai kandungan yang terdapat di dalam sebatang rokok ketika dibakar.

Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalamnya. Sekitar 70 di antaranya bisa menyebabkan kanker.

Kandungan berbahaya tersebut salah satunya adalah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran. TAR mengandung berbagai bahan kimia karsinogen yang dapat memicu perkembangan sel kanker di tubuh.

Selain itu, bahaya lain yang ditimbulkan bagi perokok dan orang-orang di sekitarnya adalah gangguan kardiovaskular, kerusakan otak, penyakit paru-paru, penyakit mulut dan tenggorokan serta berbagai penyakit lainnya.

"Jadi yang berbahaya itu TAR, bukan nikotin. Nikotin itu lebih kepada dapat menyebabkan efek adiksi atau kecanduan, bukan pemicu penyakit kanker," katanya.

Oleh sebab itu, perokok dewasa diharapkan untuk mengurangi kebiasaan merokok.

Menurut Prof. Syawqie, perokok dapat berhenti secara langsung (cold turkey) atau melalui terapi pengganti nikotin. Namun, bagi yang sulit menghentikan kebiasaannya secara langsung, disarankan beralih ke opsi alternatif lainnya.

"Pilihan tersebut bisa mempertimbangkan pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin," kata Prof. Syawqie.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Prof. Kholil mengatakan pemahaman mengenai tingkat profil risiko produk tembakau alternatif perlu ditingkatkan. Hal ini untuk mencegah persepsi yang salah mengenai produk ini yang masih berkembang luas di masyarakat.

Lebih lanjut, Prof. Kholil mengatakan masyarakat perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok.

Dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil dari para perokok dewasa. Strategi komunikasi ini dilakukan untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.

"Misinformasi apapun sangat berbahaya karena publik bisa mengambil kesimpulan atau bahkan tindakan yang kontra produktif merugikan dirinya. Mengedukasi masyarakat secara akurat dan lengkap menjadi sangat penting," ujarnya.

Baca juga: Asosiasi: Tembakau alternatif perlu regulasi berbasis profil risiko

Baca juga: Peneliti kaji potensi tembakau alternatif bantu perokok dewasa beralih

Baca juga: Strategi komunikasi spesifik cegah misinformasi tembakau alternatif

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022