Banda Aceh (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus memperkuat sinergisi dengan para pemangku kepentingan dalam menangani stunting di Provinsi Aceh.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Kastri di Banda Aceh, Kamis, mengatakan penanganan stunting tidak bisa sendiri-sendiri, harus bersinergi dengan semua pemangku kepentingan.

"Kami tidak bisa sendiri menangani stunting. Karena itu, kami terus memperkuat sinergi dengan para pihak, termasuk pemerintah daerah dalam menangani stunting di Provinsi Aceh," kata Sahidal Kastri.

Baca juga: Aceh intensifkan kampanye gemar makan ikan untuk pencegahan stunting

Sahidal Kastri mengatakan Aceh termasuk provinsi dengan prevalensi stunting cukup tinggi di Indonesia. Angka prevalensi stunting di Aceh mencapai 33,2 persen. Artinya, dari 100 anak di Aceh, 33 anak diantaranya mengalami stunting.

Stunting, kata Sahidal Kastri, bukanlah penyakit. Stunting adalah pertumbuhan anak yang tidak semestinya, dimana anak mengalami pertumbuhan yang pendek. Stunting juga memengaruhi kecerdasan anak. Anak yang mengalami stunting, kecerdasannya lebih rendah.

"Yang menjadi persoalan penanganan stunting belum berjalan optimal. Namun, kami selaku koordinator penanganan stunting di Provinsi Aceh terus memperkuat sinergisi agar pencegahan stunting bisa lebih maksimal," kataya.

Menurut Sahidal Kastri, penanganan stunting tidak hanya mengurusi masalah kesehatan, namun juga persoalan sanitasi lingkungan, masalah air bersih, termasuk masalah usia pernikahan, dan lainnya.

Baca juga: BKKBN: Jangan anggap remeh masalah stunting

Baca juga: Anggota DPR ajak warga Aceh gemar konsumsi ikan untuk cegah stunting


"Banyak pemangku kepentingan terlibat menangani stunting, di antaranya pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, dan lainnya," ujarnya.

Koordinator Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Aceh Saifuddin mengatakan pihaknya terus membangun koordinasi dalam menangani stunting. Apalagi, ada target berat dalam menurunkan angka stunting secara nasional hingga 14 persen pada 2024.

"Tentunya membutuhkan kerja keras para pihak agar target penurunan stunting terpenuhi, termasuk dukungan penuh keluarga. Penanganan stunting ini untuk melahirkan generasi emas di masa mendatang," kata Saifuddin.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022