Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan enam program inovasi strategis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo untuk tahun 2023 di Gedung Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT), Surabaya, Rabu.

"Peluncuran layanan unggulan RSUD dr Soetomo hari ini adalah upaya membangun top of mind masyarakat bahwa berobat dengan layanan yang baik dan advance cukup di Jawa Timur," kata Khofifah didampingi Direktur RSUD dr. Soetomo, Joni Wahyuhadi dan Kadinkes Jatim  Erwin Ashta Triyono.

Sejumlah inovasi yang diluncurkan oleh Khofifah, antara lain Soetomo Vendor Management System (Soetomo Vemes), Information Technology (IT) Mandiri, Soetomo Revenue Center, serta Bangun Serah Guna Hostel.

Baca juga: Gubernur Jatim apresiasi keberhasilan operasi kembar siam Anaya-Inaya

Selain itu, Khofifah juga menandatangani prasasti Neuro Intensive Care Unit (Neu ICU) dan Soetomo Training Center yang diperuntukkan bagi mengembangkan skill dan expertise klinis maupun manajemen dari seluruh staf dr. Soetomo.

Mantan Menteri Sosial itu mengatakan Jatim melalui RSUD dr Soetomo ingin menangkap pasar dengan menggaet masyarakat yang masih gemar berobat ke luar negeri dan mensubsitusinya dengan berobat di dalam negeri saja.

Terlebih ada data yang sempat termuat di media, setidaknya rata-rata per tahun Rp164 trilliun uang masyarakat Indonesia digunakan untuk berobat ke luar negeri.

"Tadi saya minta Kepala Dinkes Jatim untuk menghitung kalau khusus warga Jatim yang biasa berobat keluar negeri berapa. Itu yang harus menjadi target dari Soetomo setelah meluncurkan Revenue Center," ucapnya.
  Gubernur wanita pertama Jatim itu menyebut bahwa RSUD dr Soetomo memiliki banyak kualitas layanan unggul, kompetitif dan komparatif yang harus disampaikan kepada publik.

Baca juga: Dirut: Tingkat keterisian tempat tidur di RSUD Soetomo mulai menurun

"Inilah pentingnya membangun top of mind masyarakat agar mereka percaya dan merasa mendapatkan pelayanan terbaik," ujar Khofifah.

Lebih jauh, dia memaparkan bahwa Indonesia menjadi kontributor terbesar pada sektor medical torist.

Diungkapkannya, jumlah pasien yang mencari pengobatan di luar negeri pada 2015 mencapai 600.000 orang, hampir mencapai dua kali lipat dari data pada 2006.

"Tujuan utama mereka untuk Asia Tenggara adalah Malaysia dan Singapura . Padahal, kita tahu kalau dr Soetomo punya banyak pelayanan dengan standar internasional, seperti saraf dan jantung," kata dia.

Dia menerangkan berdasarkan hasil riset patients beyond borders.com yang diunggah katadata.co.id tahun 2019 bahwa alasan kenapa masyarakat lebih memilih pengobatan luar negeri, yakni kurangnya mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan di Indonesia, kecanggihan obat-obatan, dan problem komunikasi dokter atau tenaga pembantu.

Selain itu, reputasi rumah sakit luar negeri yang sudah mendunia, harga yang dikatakan lebih murah, ketepatan diagnosis, kecanggihan teknologi, dan akomodasi luar negeri yang lebih menyenangkan.

"Ini berdasarkan data dari sumber yang cukup kredibel. Makanya kita harus melakukan refleksi, evaluasi dan berinovasi terus menerus. Bisa juga dibantu ahli komunikasi untuk mempromosikan keunggulan rumah sakit kita agar masyarakat makin mengetahui keunggulan rumah sakit kita," kata dia.

Baca juga: Dirut RSUD Soetomo: Hubungan dengan Pemkot Surabaya baik-baik saja

Baca juga: Basemen Gedung Onkologi RSUD Dr Soetomo Surabaya terbakar


Sementara itu, Direktur RSUD dr. Soetomo, Joni mengatakan program inovasi strategis yang diluncurkan rumah sakitnya untuk 2023 merupakan perwujudan dari arahan yang diberikan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu mengamanatkan agar pelayanan kesehatan sudah harus berbasis IT mandiri. Sehingga, efisiensi dapat tercapai dalam setiap program yang dicanangkan.

"Ini adalah master plan untuk ke depan. Juga sebagai penerus perjuangan untuk membesarkan Soetomo. Ini tinggal selangkah lagi, sesuai dengan amanat Bu Gubernur bahwa IT harus mandiri," tuturnya.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023