Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad hari Selasa mengatakan, sesudah ia menyurati Presiden Amerika Serikat George W Bush, bola kini berada di tangan negara adidaya itu untuk mengatasi masalah kegiatan nuklir Iran. "Kami menunggu untuk melihat bagaimana orang Amerika Serikat menanggapinya, karena kini terserah pada mereka untuk memutuskannya. Kami tidak punya masalah dalam memutuskan," kata Ahmadinejad di bandar udara antarbangsa Mehrabad, Teheran, sebelum berangkat ke Indonesia untuk menghadiri pertemuan D-8 (kelompok delapan negara berkembang Muslim). Ia tidak merinci surat kirimannya ke pemimpin Gedung Putih sehari sebelumnya itu dengan mengatakan bahwa sesuai tata krama Islam, Iran tidak akan mengungkapkan isi surat itu sebelum Amerika Serikat melakukannya. "Yang saya dapat katakan tentang isinya ialah bahwa surat itu mencantumkan sikap bangsa Iran dalam masalah dunia dan menawari cara untuk menyelesaikan persoalan, yang sekarang menyakiti dunia," kata Ahmadinejad. Surat kepada Bush itu berisi pandangan dan tanggapan bangsa Iran terhadap masalah antarbangsa dan memberi saran untuk menyelesaikan banyak persoalan kemanusiaan, kata Ahmadinejad. Surat tersebut dikirim kepada Bush lewat kedutaanbesar Swiss di Teheran, yang bertugas menangani kepentingan Amerika Serikat di Iran. Sementara itu, jurubicara Dewan Keamanan Bangsa Iran Hossein Entezami hari Selasa menyatakan kemunduran Teheran dari Perjanjian Tanrebak Nuklir (NPT) tidak ada dalam rencana. Entezami mengatakan kepada kantor berita Fars bahwa Iran menilai NPT adalah perjanjian bagus, tapi penerapannya berukuran ganda akibat ulah Barat. Ia mengatakan bahwa jika perkara Iran kembali dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ke Badan tenaga Atom Dunia (IAEA), maka jadwal memadai memungkinkan kesepakatan dicapai kedua pihak. Entezami menyatakan bahwa sebagai anggota IAEA, Iran menginginkan kegiatan nuklirnya diakui dan akan, sebaliknya, menyingkirkan semua sikap mendua dengan membentuk kelompok bersama untuk pengayaan uranium dan melanjutkan pemeriksaan besar-besaran IAEA. Saat ini, jurubicara Kementerian Luar Negeri Hamid-Reza Assefi menyatakan tanggapan awal di Washington atas surat Ahmadinejad menyimpang. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice menyatakan isi surat itu "tidak penting" bagi pembicaraan nuklir tersebut. Televisi negara dengan mengutip keterangan Assefi mengabarkan bahwa surat itu agaknya tidak mengangkat sengketa nuklir tersebut, karena Iran memiliki cukup dukungan hukum dunia untuk mengadakan kegiatan nuklirnya tanpa perlu menjelaskan persoalannya dalam surat itu. Surat Ahmadinejad kepada Bush tak mengubah sikap Washington mengenai kegiatan nuklir Teheran, kata pejabat Gedung Putih. "Tak satu pun dalam surat itu menyinggung masalah antara Iran dan masyarakat antarbangsa," kata Frederick Jones, jurubicara Dewan Keamanan Negara Amerika Serikat. Jones menyatakan surat tersebut tak mengungkit masalah itu, yang menjadi perhatian pemerintah, termasuk kegiatan nuklir Iran, yang menjadi perdebatan dan yang dipandang Washington sebagai catatan hak asasi manusia. "Presiden mendapat penjelasan mengenai surat tersebut dalam perjalanan ke Florida," kata Jones. Ditambahkannya, Gedung Putih takkan mengumumkan isi surat itu. Surat tersebut dipandang berbagai pihak, termasuk kalangan moderat, di Teheran sebagai gagasan diplomatik penting guna menembus kebuntutan berpekan-pekan mengenai masalah nuklir itu dan meredam ketegangan setelah seperempat abad kebungkaman resmi antara pejabat tingkat tinggi pemerintah di Washington dan Teheran.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006