Banjarmasin (ANTARA) -
Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, memprogramkan bank sampah organik yang dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk pupuk, tetapi juga untuk budidaya maggot.
 
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Alive Yoesfah Love di Banjarmasin, Jumat, program ini mulai dicoba di pasar tradisional.
 
"Program ini sudah berjalan, sedang kita lakukan di TPS Pasar Sentral Antasari," ujarnya.

Baca juga: Banjarmasin miliki 309 unit usaha bank sampah
 
Pasar tradisional, kata dia, menjadi produksi sampah organik terbanyak, karena banyak sisa-sisa sampah makanan, sayuran, dan buah-buahan.
 
Menurut Alive, sampah-sampah organik tersebut yang dibuang di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) akan diolah dan hasilnya dikelola bank sampah organik setempat.
 
"Hasilnya inilah yang bisa dimanfaatkan bagi anggota atau masyarakat untuk budidaya maggot," katanya.
 
Menurut dia, maggot bisa menjadi pakan ikan, sehingga mempunyai manfaat cukup besar untuk ekonomi.

Baca juga: Banjarmasin kirim 11,7 ton sampah plastik daur ulang ke Surabaya
 
"Dari produksi sampah di kota ini yang setiap harinya sekitar 700 ton, sebanyak 65 persennya sampah organik," katanya.
 
Ia mengatakan, program ini diharapkan dapat mengurangi pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih di Banjarmasin Selatan.
 
Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin Marzuki menambahkan, sebanyak 2 ton sampah organik bisa diolah menjadi 1 ton bubur sampah organik untuk budidaya maggot.
 
Menurut dia, maggot sebagai pakan ikan cukup dicari, apalagi sudah dijalin kerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Banjarmasin untuk pemasarannya.

Baca juga: Banjarmasin sudah mampu turunkan 26,7 persen sampah plastik
 
"Informasinya sekitar 2.500 kilogram permintaan maggot setiap bulannya," ujarnya.

Pewarta: Sukarli
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023