Kondisi pada 30 tahun yang lalu  Danau Tondano kedalamannya mencapai 30 meter,
Manado (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I menyatakan Danau Tondano di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) saat ini mengalami pendangkalan sehingga tinggal 13,5 meter akibat sedimentasi yang terakumulasi setiap tahunnya.

"Kondisi pada 30 tahun yang lalu  Danau Tondano kedalamannya mencapai 30 meter," kata Kepala BWS Sulawesi I, I Komang Sudana di Manado, Jumat.

Ia menjelaskan pendangkalan danau tersebut terjadi akibat sedimentasi yang dibawa sungai-sungai yang bermuara ke danau itu.

"Kita ada cek dam sungai yang masuk ke danau, tapi akan kita cek kembali. Cek dam ini selain menampung sedimentasi juga berfungsi untuk 'treatment' sumber air," katanya.

Sedimentasi, kata dia,  juga bisa dikontribusikan oleh pembusukan gulma yang tumbuh di danau tersebut. Begitu pun dengan kegiatan budi daya perikanan oleh masyarakat sekitar danau yang mempercepat bertumbuhnya gulma.

"Sedimentasi juga ikut mempersempit luasan danau yang saat ini tinggal 4.700-an hektare," katanya menambahkan.

Karena itu, menurut dia, salah satu langkah yang dilakukan BWS Sulawesi I adalah melakukan kegiatan di sempadan danau dengan memberi batas melalui program revitalisasi.

Salah satu tujuannya adalah untuk meminimalkan aktivitas atau kegiatan yang ikut mempengaruhi penyusutan luasan danau.

Danau Tondano di Kabupaten Minahasa tersebut memberikan dampak ganda bagi aktivitas masyarakat di sekitarnya seperti sektor pertanian, perikanan, pariwisata, air bersih serta kegiatan lainnya.

Selain itu, danau tersebut juga ikut menyokong ketersediaan listrik sistem jaringan Sulutgo melalui beberapa pembangkit listrik tenaga air yang dibangun di aliran danau, demikian I Komang Sudana.

Baca juga: Danau Tondano mendangkal, tinggal 12 meter!

Baca juga: BWSS: Revitalitasi Danau Tondano dilakukan bertahap

Baca juga: KPK temukan indikasi pemanfaatan lahan Danau Tondano

Baca juga: Danau Tondano Terancam Pendangkalan oleh Lumpur

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023