New York (ANTARA) - Hedge fund atau dana lindung nilai pada 2022 membukukan kinerja terburuk sejak 2018, terutama terseret oleh ekuitas karena manajer portofolio berjuang untuk menempatkan taruhan mereka di tengah gejolak pasar, kata penyedia data industri HFR, Senin (6/1/2023).

Secara keseluruhan, dana lindung nilai turun 4,25 persen tahun lalu, menurut HFRI 500 Fund Weighted Composite Index (Indeks Komposit Tertimbang Dana HFRI 500), yang melacak banyak kinerja dana lindung nilai global terbesar.

Dana lindung nilai ekuitas mencatat kinerja terburuk pada tahun 2022 di antara empat kategori dana lindung nilai utama yang dilacak oleh HFR. Meski demikian, kerugian 10,37 persen mereka masih berhasil mengalahkan S&P 500, yang turun 19,4 persen di tahun terburuk sejak 2008.

Dana lindung nilai yang digerakkan oleh peristiwa, termasuk yang bertaruh pada merger atau restrukturisasi perusahaan, dan dana nilai relatif, yang diperdagangkan pada dislokasi harga aset, juga mengakhiri tahun dengan kerugian masing-masing 5,04 persen dan 0,9 persen.

Dana lindung nilai krypto merosot 55,08 persen, setelah membukukan pengembalian positif hanya dalam tiga bulan dalam setahun. Terlepas dari kerugian besar mereka, dana lindung nilai kripto menyumbang sebagian kecil dari aset industri senilai 3,8 triliun dolar AS.

Sementara manajer portofolio ekuitas dan kripto menghadapi tantangan tahun lalu, investor dana lindung nilai menemukan titik terang untuk mendapatkan pengembalian. Dana lindung nilai makro berkinerja lebih baik dalam industri, HFR menunjukkan. Indeks Makro HFRI naik 9,31 persen, terutama didorong oleh komoditas, kuantitatif dan strategi mengikuti tren, kata penyedia data.

"Investor perlu melihat ke bawah permukaan untuk memahami kinerja industri tahun lalu. Dana lindung nilai jangka pendek adalah bagian aset tertimbang terbesar dari industri ini," kata Patrick Ghali, mitra pengelola perusahaan penasihat dana lindung nilai Sussex Partners. "Secara keseluruhan, saya percaya ini adalah tahun yang baik untuk dana lindung nilai."

Dana lindung nilai makro memperdagangkan berbagai aset secara global, seperti obligasi, mata uang, suku bunga, saham, dan komoditas. Hal ini memungkinkan mereka untuk menempatkan taruhan mereka dengan cerdas di tengah dispersi harga aset yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga dan lonjakan inflasi.

Reuters melaporkan awal tahun ini bahwa investor menganggap dana lindung nilai makro kemungkinan akan berkinerja lebih baik lagi tahun ini, karena lingkungan pasar yang bergejolak terus berlanjut.

Gejolak tahun lalu juga terbukti bagus untuk dana lindung nilai multi-strategi, yang diizinkan untuk diperdagangkan di berbagai aset dan pasar. Kenneth Griffin's Citadel membukukan keuntungan 38,1 persen di dana andalannya Wellington, sementara Dana Komposit D.E Shaw naik 24,7 persen dan Milenium naik 12,4 persen.

Baca juga: "Hedge fund" global catat pengembalian terburuk dalam 14 tahun

Baca juga: Hedge fund tergelincir 5,9 persen di paruh pertama tahun ini

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023