Memang banyak orderan masuk, ini untuk kebutuhan tambang, batu bara, nikel dan lainnya, begitu penjelasan mereka
Batam (ANTARA) - Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam, Kepulauan Riau, Rudi Sakyakirti mengatakan saat ini Kota Batam kekurangan tenaga ahli untuk industri perkapalan.

Rudi Sakyakirti di Batam, Selasa, menyebutkan kurangnya tenaga ahli di Batam untuk industri galangan kapal itu karena saat ini sedang banyak proyek pengerjaan di sejumlah galangan.

Untuk itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Advokasi Latihan Kerja (BBALK) Medan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli bidang itu.

"Mereka (pihak galangan kapal) lapor kekurangan tenaga ahli. Untuk mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan itu, kami coba koordinasi dengan BBALK Medan," kata Rudi.

Menurut dia, BBALK Medan siap mendukung dengan perjanjian setiap ada pelatihan harus mengirimkan nota kesepahaman dengan perusahaan.

Baca juga: 1.200 calon haji Kepri dijadwalkan berangkat pada tahun 2023

Baca juga: BPOM Batam awasi peredaran makanan mengandung nitrogen cair


"Artinya, masyarakat yang sudah melakukan pelatihan, akan ada jaminan diterima bekerja di perusahaan yang sedang membutuhkan," katanya.

Rudi menjelaskan saat ini hampir 200 tongkang yang masuk dalam proses pengerjaan di sejumlah galangan yang tersebar di seluruh Kota Batam. Tidak hanya tongkang, sejumlah galangan juga sedang mengerjakan kapal tunda, sebagai alat untuk menarik tongkang.

"Sekarang ini 200 tongkang sedang dalam progres, saya diskusi sama teman-teman galangan, baru tahun ini lah paling banyak produksi tongkang. Memang banyak orderan masuk, ini untuk kebutuhan tambang, batu bara, nikel dan lainnya, begitu penjelasan mereka. Maka itu dibutuhkan banyak tenaga ahli," kata Rudi.

Dipilihnya BBALK Medan kata dia, karena balai tersebut di bawah naungan Kementerian Ketenagakerjaan. Namun, pelatihan untuk mendapatkan tenaga ahli, kata Rudi, akan dilaksanakan di Kota Batam. Untuk tahap pertama akan disiapkan 200 orang yang akan dibina menjadi tenaga ahli.

Dalam pelatihan, nantinya pihak tenaga ahli dari perusahaan akan dilibatkan, sehingga perusahaan tidak mempunyai keraguan untuk merekrut tenaga yang baru saja diberikan pelatihan. Tenaga ahli yang paling banyak dibutuhkan itu seperti di bidang, Welder (pengelasan), Pitter (penyambungan pipa) dan Scaffolder (perancah).

"Setelah pelatihan, tidak ada lagi tes, langsung kerja. Ditambah lagi nanti ada sertifikat internasional, karena mayoritas klien di Batam adalah orang asing semua sehingga memerlukan standar internasional," ujar Rudi.

Baca juga: Antisipasi keracunan, warga Kepri diminta tak konsumsi "Chiki Ngebul"

Baca juga: BMKG Batam sebut musim angin utara penyebab cuaca ekstrem di Kepri


Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023