Baturaja (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mencanangkan sebanyak 157 desa di daerah itu sebagai desa siaga darurat di bidang kesehatan untuk membantu masyarakat sekitar saat terjadi krisis kesehatan di wilayah masing-masing.

"Seperti untuk membantu ibu hamil yang mau melahirkan dan mengatasi wabah penyakit secara gotong royong," kata Sub Koordinator Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan OKU Afua Amuri di Baturaja, Kamis.

Dia mengemukakan, desa siaga aktif ini telah dibentuk secara bertahap sejak tahun 2006 dan kini telah menyentuh sebanyak 157 desa yang ada di Kabupaten OKU.

Baca juga: PMI OKU Sumsel membuat program Desa Siaga Darah penuhi kebutuhan darah

Setiap desa siaga darurat di bidang kesehatan ini rata-rata sudah memiliki pos kesehatan desa (poskesdes) dan didukung sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

"Konsepnya setiap desa siaga sudah harus ada poskesdes dan ada bidan desa yang siaga membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan," katanya.

Setiap desa di Kabupaten OKU saat ini memiliki forum desa beranggotakan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan masyarakat yang membantu permasalahan kesehatan yang ada di desa itu sendiri.

Baca juga: Bantul aktifkan pos siaga darurat bencana di desa-desa

Selain memberikan pertolongan pertama bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, forum desa siaga ini juga bertugas mengkampanyekan gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Seperti mengajak masyarakat untuk tidak membuang air besar di sembarang tempat, terutama di aliran sungai agar lingkungan sekitar tetap bersih dan sehat.

"Alhamdulillah, rata-rata setiap desa di Kabupaten OKU saat ini masyarakatnya sudah memiliki jamban sendiri untuk membuang hajat," katanya.

Baca juga: Desa Siaga Sehat Jiwa di Kulon Progo

Menurut dia, sejauh ini seluruh desa di Kabupaten OKU berkomitmen melaksanakan gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan untuk menjaga lingkungan sekitar supaya tetap bersih sehingga dapat terhindar dari penyebaran penyakit menular.

"Selain itu, dengan stop membuang air besar sembarangan juga tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023