masih ada 30 orang yang tengah menunggu hasil laboratorium
Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan menerbitkan surat edaran kepada seluruh kabupaten/kota untuk mempersiapkan obat antibiotik dalam mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) batuk rejan atau pertusis yang dicurigai diderita sejumlah masyarakat di beberapa kabupaten.

"Surat edaran ini dikeluarkan untuk jaga-jaga kalau ada kasus tersebar, sebab ini dicurigai sudah ada di beberapa kabupaten dan kota. Kami sedang menunggu hasil uji laboratorium. Jadi memang harus disiapkan dari sekarang sebagai langkah kewaspadaan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel Ardadi di Makassar, Jumat.

Berdasarkan surat edaran yang diterbitkan sejak 9 Januari lalu,  Dinas Kesehatan Sulsel meminta setiap kabupaten/kota menyiapkan obat antibiotik yang digunakan sebagai obat tatalaksana penderita dan obat profilaksis (erythromycin) bagi kontak erat penyakit difteri dan pertusis sebagai antisipasi awal dan kewaspadaan jika terjadi peningkatan penyakit tersebut.

Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Sulsel, terdapat empat kasus yang telah terkonfirmasi pertusis berdasarkan hasil laboratorium, yakni Kabupaten Maros dua orang, Bulukumba dan Luwu masing-masing satu orang.

Sementara masih ada 30 orang yang tengah menunggu hasil laboratorium. Mereka tersebar di kabupaten Maros, Luwu Utara, Bulukumba, Luwu, dan Pangkep.

Dinkes Sulsel mengklaim bahwa penyakit pertusis terjadi karena kurangnya cakupan imunisasi lengkap pada masa pandemi di tahun 2020.

"Ini juga jadi pemicunya, karena memang banyak masyarakat kita yang enggan ke posyandu maupun imunisasi di sekolah selama masa pandemi," kata Ardadi.

Pertusis merupakan batuk rejan yang penularannya terbilang cepat karena melalui percikan saat batuk. Pertusis  bisa dicegah melalui vaksinasi atau imunisasi.

Maka dari itu, Dinkes Sulsel juga meminta agar setiap daerah melalui Dinas Kesehatan masing-masing untuk menyiapkan  amies sebagai media transpor  bakteri yang digunakan untuk pengambilan spesimen penyakit pertusis.

Upaya lain yang dilakukan Dinkes Sulsel dalam upaya penanganan penyakit ini adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi DPT dengan cara melakukan imunisasi kejar bagi sasaran yang belum mendapatkan atau belum lengkap imunisasinya.

"Kita juga mencegah penularan lebih banyak dengan memberikan profilaksis pada semua kontak erat kasus," kata Ardadi.

Ardadi menjelaskan pada konsep promosi kesehatan harus dipastikan etika batuk, cuci tangan pakai sabun, pola hidup bersih sehat, dan penerapan protokol kesehatan secara benar. Serta isolasi penderita dan penelusuran kontak penderita.
Baca juga: Kemenag siapkan aturan kegiatan di tempat ibadah usai PPKM dihentikan
Baca juga: Menkes: Dampak baik transformasi kesehatan mulai terlihat secara pasti
Baca juga: Menkes:Penanganan pandemi yang baik cegah RI hadapi gelombang COVID-19

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023