Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya, Nurul Arifin, meminta masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas dalam Pemilihan Presiden 2024 dengan menjadikan rekam jejak calon presiden sebagai suatu penilaian.

"Saya ingin mengatakan kalau kita ingin kritis menjadi pemilih yang cerdas seharusnya rekam jejak itu harus menjadi suatu penilaian," kata dia, dalam diskusi bertajuk "Capres 2024 dan Cita-citanya untuk Indonesia" di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Golkar mengajak PDIP mendukung sistem proporsional terbuka

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak selalu terpesona kepada sesuatu yang sedang popular di masyarakat berkaitan dengan munculnya sosok calon presiden. 

Ia mengaku bingung jika ada orang yang terpukau dengan popularitas sosok calon presiden sementara kapabilitas dan kompetensinya tidak dilihat.

Baca juga: Komisi I DPR dorong pemerintah distribusikan STB di Jabodetabek merata

"Karena popularitas itu juga kita tidak tahu alami ataukah itu 'mesin'. Itu kita pertanyakan. Kita tidak tahu media bermain, orang bermain semuanya sehingga membentuk kapitalisasi dan euforia yang sama," ucap perempuan politikus berlatar artis film yang pernah memerankan tokoh Kirana pada film Naga Bonar ini. 

Oleh karena itu, kata dia, Partai Golkar tidak terpengaruh dengan hasil survei menyangkut popularitas dan elektabilitas seorang calon presiden. 

Baca juga: Nurul Arifin harap masyarakat beri masukan di perubahan kedua UU ITE

"Kalau dari kami Partai Golkar tidak terpengaruh dengan hasil survei yang menyangkut popularitas dan elektabilitas karena kita ingin sama-sama belajar dan mengkritisi apakah ini cocok ataukah tidak," tuturnya.

Sementara soal sosok calon presiden dari Partai Golkar, ia mengaku sampai saat ini partai politik itu masih konsisten mengusung Airlangga Hartarto sebagai calon presiden. 

Baca juga: Nurul Arifin: DPR perlu dukungan masyarakat sahkan RUU PDP

"Calon presiden dari Golkar cuma satu, yaitu Airlangga Hartarto. Jadi, sesuai dengan keputusan munas kita konsisten mengusung Airlangga Hartarto," ujar dia. 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2023