Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta tetap menargetkan penurunan angka prevalensi stunting di kota tersebut yang pada akhir 2022 mencapai 10,8 persen atau turun dibanding tahun sebelumnya, dan sudah berada di bawah target nasional pada 2024 sebesar 14 persen.

“Penurunan angka prevalensi stunting tetap menjadi salah satu program yang kami lakukan di tahun ini bersama instansi lain yang terkait dalam penanganan stunting,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Rabu.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, angka prevalensi stunting pada akhir 2022 mengalami penurunan cukup signifikan dibanding pada 2021 sebesar 12,08 persen.

Baca juga: Dinkes Yogyakarta edukasi remaja putri gizi seimbang cegah stunting

Angka prevalensi stunting pada 2022 didasarkan pada hasil pantauan hingga akhir Agustus tahun lalu, yaitu tercatat 1.225 kasus stunting dari 14.277 anak yang menjadi sasaran pemantauan di wilayah tersebut.

Menurut Emma, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta akan menjalankan sejumlah program untuk mendukung upaya penanganan stunting, di antaranya peningkatan pelayanan kesehatan untuk berbagai kelompok masyarakat.

“Kami mulai dengan program untuk memastikan kesehatan bagi remaja putri agar mereka memiliki persiapan yang lebih baik, karena nantinya mereka menjadi ibu dan melahirkan anak. Kondisi tubuh yang sehat menjadi salah satu faktor untuk mencegah stunting,” katanya.

Selain itu, sasaran lainnya adalah calon pengantin, pemantauan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Di Kota Yogyakarta saat ini sudah memiliki tim percepatan penurunan stunting, minimal dua tim per kelurahan yang terdiri atas berbagai unsur, seperti tenaga kesehatan, PKK, dan kader KB.

Tim memiliki tugas melakukan pemantauan terhadap remaja putri untuk menjaga kesehatan, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, sehingga potensi stunting bisa dicegah sejak awal.

Baca juga: BKKBN hadirkan "Dashat" guna capai zero stunting di Yogyakarta

Baca juga: Yogyakarta tuntaskan PR setelah kasus "stunting" turun


“Datang ke posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh kembang balita juga sangat penting,” katanya.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga memiliki Program 8.000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak bayi dalam kandungan hingga usia 19 bulan. Program ditujukan untuk memastikan asupan gizi seimbang guna mencegah stunting dan menyiapkan generasi unggul.

"Penanganan stunting didukung pula oleh sejumlah instansi terkait lainnya agar upaya yang dilakukan membuahkan hasil yang optimal," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023