Bengaluru (ANTARA) - Dua kelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara, Grup Lazarus dan APT38, bertanggung jawab atas pencurian Juni lalu senilai 100 juta dolar AS atau lebih dari Rp1 triliun dari perusahaan kripto "jembatan blockchain" AS Horizon milik Harmony, Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan pada Senin (23/1/2023).

Pada 13 Januari kelompok tersebut menggunakan protokol privasi yang disebut Railgun untuk mencuci ethereum senilai lebih dari 60 juta dolar AS yang dicuri selama pencurian pada Juni, kata FBI dalam sebuah pernyataan.

Sebagian dari ethereum yang dicuri kemudian dikirim ke beberapa penyedia aset virtual dan diubah menjadi bitcoin, kata FBI.

FBI mengatakan pencurian dan pencucian mata uang virtual Korea Utara digunakan untuk mendukung program rudal balistik dan Senjata Pemusnah Massal.

Baca juga: Peretas Korut diduga dalangi pencurian aset kripto 100 juta dolar

Pada Juni tahun lalu, Harmony yang berbasis di California mengatakan bahwa sebuah perampokan telah menghantam jembatan Horizon, yang merupakan perangkat lunak dasar yang digunakan oleh token digital seperti bitcoin dan ether untuk mentransfer kripto di antara berbagai blockchain.

Reuters pada Juni melaporkan bahwa peretas Korea Utara kemungkinan besar berada di balik serangan terhadap Harmony, mengutip tiga perusahaan investigasi digital.

Harmony mengembangkan blockchain untuk keuangan terdesentralisasi - situs peer-to-peer yang menawarkan pinjaman dan layanan lain tanpa penjaga gerbang tradisional seperti bank - dan token yang tidak dapat dipertukarkan.

Baca juga: Peretas Korut eksploitasi tragedi Halloween untuk sebarkan 'malware'

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023