Jakarta (ANTARA) - Kementerian PPN/Bappenas mendorong industri, pelaku usaha, hingga ritel untuk menerapkan label gizi pada produk pangan guna memberikan informasi serta opsi mengenai pangan yang lebih sehat kepada masyarakat.

"Upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat melalui kemasan merupakan salah satu upaya yang didorong kepada industri, pelaku usaha, dan ritel," kata Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri Ali dalam sambungan video saat diskusi kesehatan di Gading Serpong, Tangerang Selatan, Kamis.

Pungkas memaparkan, saat ini masalah gizi dan penyakit tidak menular merupakan tantangan nyata yang dialami Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan berat badan berlebih atau obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular terus mengalami peningkatan.

Baca juga: BPOM akan atur pencantuman informasi gizi pada produk pangan

Menurut dia, hal tersebut berindikasi pada menurunnya kualitas hidup manusia, kualitas sumber daya manusia, dan eskalasi biaya pelayanan kesehatan yang sangat tinggi di masa yang akan datang.

"Dan beberapa studi mengindikasikan bahwa mengonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi memiliki peran dalam permasalahan kesehatan masyarakat," ujar Pungkas.

Menurut Riskesdas tahun 2018, Pungkas menjelaskan, dua dari tiga anak dan remaja berusia 5 sampe 19 tahun di Indonesia mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan sekali dalam sehari atau lebih. Proporsi yang serupa juga ditemui pada kelompok dewasa berusia 21 tahun ke atas.

"Tentu kita tidak ingin bahwa anak remaja kita berisiko mengalami obesitas, diabetes, dan berbagai penyakit lain karena pola perilaku yang tidak sehat. Kita ingin generasi yang cerdas, sehat, dan berdaya saing," imbuhnya.

Untuk itu, Pungkas mengatakan, penyediaan pilihan pangan sehat termasuk penerapan label pangan merupakan salah satu upaya yang diusung dalam pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Menurutnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa penerapan label pada kemasan dapat berdampak baik pada persepsi maupun perilaku dalam membeli dan mengonsumsi pangan yang lebih sehat.

"Untuk itu kami mengapresiasi pihak-pihak termasuk ritel yang memberikan informasi seperti kadar gula yang dijual di seluruh gerai mereka. Kami menyarankan upaya ini terus diiringi dengan upaya pemantauan dan evaluasi, sehingga langkah-langkah pembaruan dan perbaikan dapat terus dilakukan," kata Pungkas.

Baca juga: Produk pangan yang tak wajib cantumkan informasi nilai gizi

Baca juga: Enam cara memilih produk pangan berdasarkan label gizi

Baca juga: Label gizi di produk pangan bantu cegah risiko penyakit tidak menular

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023