banyak sekolah secara sukarela melaksanakan Kurikulum Merdeka
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti menyatakan pihaknya melakukan transformasi pendidikan secara masif dengan dibantu teknologi digital demi mewujudkan kualitas yang baik.

“Kami di Kemendikbudristek melakukan transformasi pendidikan sejak 2019 sampai sekarang,” katanya dalam Acer Edu Summit 2023 di Jakarta, Selasa.

Suharti menjelaskan berbagi kebijakan sudah dilakukan Kemendikbudristek dalam rangka mentransformasi pendidikan seperti melalui 22 episode program Merdeka Belajar yang tidak luput dari keterlibatan teknologi digital.

Selain itu, program lain yang digaungkan juga termasuk Guru Penggerak, Sekolah Penggerak serta Kurikulum Merdeka yang saat ini sudah banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah.

“Meski tidak diwajibkan tapi banyak sekolah secara sukarela melaksanakan Kurikulum Merdeka karena dampaknya sudah mulai dirasakan,” jelasnya.

Baca juga: Transformasi digital di dunia pendidikan hendaknya saling terintegrasi
Baca juga: Airlangga minta Kadin akselerasi pendidikan digitalisasi di Indonesia

Selain itu, Kemendikbudristek turut membantu proses administrasi yang merupakan tugas dan tanggung jawab pihak sekolah baik kepala sekolah, yayasan dan guru-guru.

Bantuan itu diberikan dengan dibentuknya aplikasi SIPLah dan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) sehingga pihak sekolah bisa lebih fokus pada pemberian pendidikan bagi anak didik.

Suharti meyakini aplikasi tersebut sangat memudahkan pengelolaan berbagai macam bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah termasuk bantuan operasional sekolah (BOS) dan bantuan operasional pendidikan.

“Bahkan termasuk sekarang juga ada BOS yang disediakan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.

Baca juga: Pengamat: Guru harus terus belajar di era digital
Baca juga: QSP dukung transformasi pendidikan, digunakan lebih dari 177.000 guru

Ia menyebutkan hingga saat ini terdapat lebih dari 230 ribu sekolah yang sudah menggunakan SIPLah dan 217 ribu yang mengimplementasikan ARKAS.

Tak hanya itu, Kemendikbudristek juga telah menyediakan sekitar 1,25 juta bantuan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada lebih dari 72 ribu sekolah di Indonesia dalam tiga tahun terakhir.

Suharti pun mendorong dunia usaha dan industri untuk ikut mengembangkan teknologi digital demi membantu pemerintah melakukan transformasi pendidikan.

“Itu dilakukan untuk membantu kita memastikan berbagai macam platform yang kita siapkan bisa bermanfaat lebih baik lagi,” tegasnya.

Baca juga: LinkAja gandeng Eduku perkuat digitalisasi sektor pendidikan

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023