stunting dan kemiskinan ekstrem memang merupakan dua hal yang saling beririsan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Sudibyo Alimoeso mengatakan bahwa upaya percepatan penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu kunci penting dalam menyambut bonus demografi.

"Karena Indonesia akan segera mencapai bonus demografi yang harus dimanfaatkan dengan baik maka penurunan prevalensi stunting menjadi hal yang sangat penting," kata Sudibyo ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Sudibyo yang pernah menjabat Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu menjelaskan upaya penurunan prevalensi stunting bertujuan untuk menciptakan SDM unggul dan berkualitas.

"Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menyambut bonus demografi adalah dengan menyiapkan SDM unggul, berkualitas, dan berdaya saing," katanya.

Baca juga: Anggota DPR serukan semua pihak bantu Presiden turunkan angka stunting
Baca juga: Aceh jadikan hari gizi 2023 sebagai momentum penurunan stunting

Karena itu, pihaknya mengapresiasi pemerintah yang menjadikan program penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi program prioritas pada tahun 2023 ini.

"Hal ini menjadi langkah yang sangat tepat dalam rangka menyambut bonus demografi, karena permasalahan stunting dan kemiskinan ekstrem memang merupakan dua hal yang saling beririsan dan saling terkait sehingga perlu ditangani secara komprehensif dan berkesinambungan," katanya.

Sudibyo juga mengingatkan perlunya penguatan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya asupan bergizi seimbang guna mendukung upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tanah air.

Baca juga: Kepala BKKBN minta Bupati Jember fokus turunkan stunting
Baca juga: Bupati Sorong minta OPD petakan kasus stunting

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi program prioritas pada tahun 2023 ini.

"Program penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi prioritas yang membutuhkan peran aktif seluruh pihak," katanya.

Pemerintah, kata dia, terus memperkuat berbagai upaya guna menangani masalah stunting dan kemiskinan ekstrem melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

"Intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk mempercepat penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih, MCK, dan fasilitas sanitasi," katanya.

Baca juga: BKKBN minta pencegahan tengkes dilakukan sebelum menikah

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023