APL sendiri merupakan program untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan berbagai konten pengetahuan lokal sebagai sumber literasi riset dan inovasi bagi publik.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyatakan program Akuisisi Pengetahuan Lokal (APL) merupakan upaya pemerintah dalam menjaga beragam kearifan lokal yang ada di Indonesia.

“Kita ingin mendokumentasikan local knowledge dan local wisdom yang tadinya diketahui secara turun menurun dan secara lisan itu menjadi sesuatu yang tertulis,” katanya dalam Kick Off Webinar Series: Program APL dalam Bentuk Buku dan Audiovisual di Jakarta, Rabu.

APL sendiri merupakan program untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan berbagai konten pengetahuan lokal sebagai sumber literasi riset dan inovasi bagi publik.

Ia mengatakan masyarakat luas dapat berkontribusi dalam mendokumentasikan kearifan lokal ini baik dalam bentuk buku maupun audiovisual yang nantinya dapat diakses secara terbuka melalui BRIN.

Kearifan lokal tersebut, kata dia, tidak perlu dibuktikan secara ilmiah terlebih dahulu karena justru agar bisa memberi ide maupun memotivasi dan menginspirasi periset memanfaatkan data tersebut dalam bentuk riset.

Sebagai contoh, jika di suatu kelompok masyarakat terdapat kearifan lokal terkait obat-obatan yang sudah turun temurun diminum dan berhasil menyembuhkan suatu penyakit maka masyarakat tersebut dapat mengirimkan dokumentasinya kepada BRIN.

Nantinya hasil dokumentasi baik dalam bentuk buku maupun audiovisual itu akan diterbitkan oleh BRIN agar bisa secara terbuka menjadi informasi bagi masyarakat lain secara luas.

“Dan kita nanti pada gilirannya itu yang harus diilmiahkan yang kalau terbukti dan bisa dimanfaatkan secara luas mungkin bisa menjadi produk unggulan Indonesia ke depan,” ujarnya.

Menurut dia program APL ini sekaligus upaya menggali potensi besar yang dimiliki Indonesia baik dari sisi keragaman budaya, kuliner, ras hingga bahasa yang ternyata memiliki kreativitas-kreativitas yang bisa menginspirasi periset.

Oleh sebab itu, BRIN akan membeli lepas hak edar dari karya masyarakat mengenai kearifan lokal ini baik dalam bentuk audiovisual maupun cetak.

“Kita buka menjadi pabrik domain yang bisa diakses oleh semua orang. Jadi tidak hanya periset BRIN tapi juga oleh para guru, mahasiswa, adik-adik sekolah dan seterusnya,” demikian Laksana Tri Handoko.

Baca juga: BNPB mengimbau semua pihak untuk mendokumentasikan kearifan lokal dalam menghadapi bencana

Baca juga: Wapres: Kearifan lokal merupakan kerangka penting untuk menjaga kerukunan bangsa

Baca juga: Kemendikbud: Kearifan lokal mengajarkan G20 untuk hidup berkelanjutan

Baca juga: Menparekraf: Wisata sejarah membawa manfaat jika dikemas dengan kearifan lokal

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023