Boyolali (ANTARA News) - Anggota Tim Relawan Yakum Solo, dr. Kunto, mengingatkan agar warga di sekitar Gunung Merapi mengenakan masker untuk menghindari udara bercampur abu yang keluar dari gunung itu yang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit. Warga yang menghirup udara bercampur debu dari material Gunung Merapi dalam jangka waktu yang relatif lama bisa terserang penyakit seperti Ispa, radang tenggorokan atau bronkitis, dan radang paru-paru, sementara bagi mata bisa mengakibatkan iritasi, katanya di Boyolali, Selasa. Dia juga menyarankan kepada penduduk setempat untuk mengungsi ke daerah yang aman bila situasi gunung tersebut masih membahayakan bagi kesehatan mereka. Bagi mereka yang secara tidak sengaja terkena polusi di bagian mata disarankan segera membesihkan matanya dengan air dan kain bersih, sedangkan untuk menghindari berbagai penyakit saluran pernafasan dokter itu menyarankan agar warga mengenakan masker. Sejumlah pengungsi yang berada di tempat pengungsian sementara (TPS), kini mulai mengeluhkan berbagai gejala penyakit. Hal itu disebabkan hujan abu yang masih menimpa seluruh wilayah Kecamatan Selo. Sejak hari Senin hingga Selasa (16/5) pagi, para pengungsi masih merasakan sesak napas dan mata pedih. Tim Kesehatan dari Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Boyolali langsung membagikan obat-obatan ke seluruh pengungsi. Obat-obatan tersebut terutama dibagikan kepada para pengungsi yang berusia lanjut dan anak-anak balita yang rentan terkena penyakit tersebut. Abu vulkanik dari muntahan Merapi, sejak Senin pagi sampai sore terus mengguyur merata di wilayah Kecamatan Selo. Bahkan, abu berwarna putih itu juga menghujani sebagian wilayah Sawangan, Magelang. Tak Dikenakan Meski sudah mengalami sesak nafas dan mata perih, ironisnya, masker yang sudah dibagikan kepada warga ternyata tidak dikenakan. Dari pengakuan pengungsi, mereka tidak terbiasa menggunakan masker penutup hidung. "Kula risih Pak nggunake masker (Saya risih Pak memakai masker,red.)," tutur Sarini (50) warga Bangunsari. Tidak disiplinnya warga menggunakan masker, juga diakui oleh Kepala Desa Tlogolele, Budi Harsono. Menurut Budi, warga yang tidak mengenakan masker mengeluhkan kalau belum mendapatkan pembagian dari petugas. Menanggapi keluhan warga, Camat Selo, Dahat Wilarso menegaskan akan segera mendistribusikan kekurangan kebutuhan masker. "Kita akan usahakan untuk mendistribusikan lagi," kata Dahat. Pada Senin (15/5) malam sekitar pukul 23.30 Wib, seorang pasien balita dilarikan ke Puskesmas Selo. Pasien bernama Rudi (5), warga Bangunsari, Desa Klakah, mengalami demam tinggi hingga 38,5 derajat Celsius. Wartawan ANTARA Joko Widodo di Selo, Boyolali melaporkan, saat ini jumlah warga yang sudah dievakuasi ke Balai Desa Jrakah, hingga Selasa (16/5) pagi tercatat 82 jiwa, di TPS Jarak 69 jiwa, di Balai Desa Tlogolele 53 jiwa. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006