Beijing (ANTARA) - Industri alih daya (outsourcing) jasa China mempertahankan ekspansi yang stabil pada 2022, mencerminkan ketahanan dan vitalitas yang kuat, menurut data dari Kementerian Perdagangan China.

Perusahaan-perusahaan China menandatangani kontrak alih daya jasa senilai hampir 2,44 triliun yuan (1 yuan = Rp2.211) atau sekitar 362 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.868) tahun lalu, naik 14,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), ungkap data tersebut.

Nilai kontrak yang dilaksanakan mencapai 1,65 triliun yuan pada 2022, menandai peningkatan tahunan sebesar 10,3 persen.

Alih daya atau outsourcing mengacu pada tindakan mempekerjakan pihak luar untuk melaksanakan jasa atau memproduksi barang yang biasanya dilakukan oleh tenaga kerja internal.

Dari total nilai tersebut, nilai kontrak alih daya jasa lepas pantai naik 16,7 persen (yoy) menjadi sekitar 1,32 triliun yuan.

Dalam hal nilai kontrak yang dilaksanakan, alih daya jasa lepas pantai dengan para anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) serta negara-negara Sabuk dan Jalur Sutra masing-masing naik 4,2 persen dan 12,7 persen.

Pada 2022, alih daya jasa lepas pantai yang dilakukan oleh sektor swasta China mencakup 31,8 persen dari total negara itu, sedangkan yang dilakukan oleh perusahaan yang didanai asing mencapai 43,4 persen, demikian Xinhua


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023