Surabaya (ANTARA) - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Miftachul Akhyar menyatakan bahwa NU secara khusus mengajak umat Islam untuk kembali membangkitkan hati nurani dalam membangun tanggung jawab sosial.

"NU secara khusus ingin membangkitkan kembali hati nurani kaum muslimin, bukan hanya dengan wacana, melainkan juga dengan tindakan, membangun opini publik tentang tanggung jawab sosial," ujar K.H. Miftachul Akhyar dalam Muktamar Internasional Fikih Peradaban I di Surabaya, Senin.

Menurut Kiai Miftach, langkah tersebut harus dilakukan, mengingat masyarakat telah dijangkiti kesalahpahaman terhadap konsep kebebasan individu, dan tidak menghiraukan tanggung jawab publik.

"Kita semua menyaksikan gejala penyakit ini, yaitu kebebasan yang individualitik, buah dari pemahaman yang tidak benar," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya itu.

Karenanya, tambah Kiai Miftach, peradaban Islam mesti dibangun kembali dengan menghindari karakter kebebasan semacam ini. Baginya, kita perlu menjadikan jihad dan ijtihad sebagai sebuah kesatuan pemahaman atas Islam.

"Mengombinasikan antara jihad dan ijtihad, yaitu mencurahkan segenap tenaga dan berusaha keras dalam memahami Islam dan mengamalkannya," ujarnya.

Kiai Miftach menyayangkan ketertutupan umat Islam akan peradaban dan keilmuan. Bahkan, kini umat Islam dalam kesehariannya menunjukkan kemunduran yang jauh dari peradaban.

Kondisi ini, menurutnya, hanya akan menjadi lahan subur bagi hegemoni Barat dalam berbagai hal, seperti ekonomi hingga gaya hidup kaum muslimah.

Muktamar Internasional Fikih Peradaban I secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden RI K.H. Ma'ruf Amin. Forum ini mengundang sedikitnya 15 pakar sebagai pembicara kunci, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ratusan ulama dari berbagai negara berpartisipasi dalam perhelatan ini.

Selain sebagai kelanjutan dari R20, Muktamar Fikih Peradaban I juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Satu Abad NU yang puncak resepsinya akan berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2).

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf berharap Muktamar Internasional Fikih Peradaban menginisiasi bergulirnya wacana mengenai fikih peradaban dalam konteks global.

"Tujuan dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban ini menginisiasi diskursus wacana tentang peradaban seperti apa yang hendak kita inginkan bagi masa depan umat manusia," katanya.

Baca juga: Wapres buka Muktamar Internasional Fikih Peradaban di Surabaya
Baca juga: Unusa terjunkan 1.500 Pasukan Semut sukseskan 1 Abad NU
Baca juga: Khofifiah instruksikan deteksi dini kerawanan saat seabad NU

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023