New York (ANTARA) - AS  adalah satu-satunya negara besar berpenghasilan tinggi yang tidak menyediakan layanan kesehatan universal bagi warganya. Alih-alih, AS mempertahankan sistem pengobatan berorientasi laba yang menguntungkan, menurut artikel opini tersebut, yang ditulis oleh Eric Reinhart, seorang antropolog politik sekaligus dokter di Universitas Northwestern.

"Selama beberapa dekade, sedikitnya puluhan ribu kematian yang dapat dicegah terjadi setiap tahun karena perawatan kesehatan di sini sangat mahal," menurut artikel itu.

Selama pandemi COVID-19, konsekuensi dari pilihan kebijakan ini kian meningkat. Salah satu studi memperkirakan sedikitnya 338.000 kematian akibat COVID di AS dapat dicegah dengan perawatan kesehatan universal, katanya.

Akibat dari malapetaka yang berlangsung selama beberapa generasi ini, banyak tenaga kesehatan yang terguncang, kata artikel itu.

"Bagi saya, mengobati di sebuah tempat yang buruk memerlukan keyakinan yang berkesinambungan bahwa tempat itu tidak akan terlalu buruk berkat upaya saya," tetapi "saya tidak dapat lagi mempertahankan keyakinan itu," ujar dr. Rachael Bedard saat menyampaikan keputusannya untuk berhenti dari pekerjaannya di kompleks penjara Pulau Rikers New York City selama pandemi.






 

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023