Malang (ANTARA) - Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberangkatkan sebanyak 112 peserta training center (TC) di kampus tersebut untuk bekerja di 29 perusahaan yang berlokasi di 17 prefektur Jepang.  

"Sekitar 112 peserta TC Vokasi UMM yang diberangkatkan dan bekerja di sejumlah bidang. Mereka telah melewati proses persiapan, baik bahasa maupun mematangkan keterampilan dan kemampuan," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur Wahid Wahyudi dalam keterangan tertulis UMM yang diterima di Malang, Rabu.

Selama proses persiapan intensif dan penggemblengan, kata Wahid, peserta TC diharuskan tinggal di asrama selama 24 jam sehari. Karena kedisiplinan dan persiapan yang intensif, mereka mampu lulus dalam waktu enam bulan, padahal targetnya adalah dua belas bulan (satu tahun).  

Wahid mengatakan dalam periode ini, mereka yang lolos ke Jepang mengisi slot 29 perusahaan yang berlokasi di 17 prefektur Jepang. "Vokasi UMM dan tim TC menargetkan semua prefektur bisa ditempati sebagai wadah berkarya para peserta di tahun mendatang, yakni sebanyak 47 prefektur (provinsi) yang ada di Jepang," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Wahid juga memberikan kuliah tamu bagi para peserta yang akan berangkat ke Jepang.
 
Ia menyampaikan Indonesia akan menghadapi sederet tantangan dunia yang mau tidak mau harus dikalahkan, terutama di era yang menuntut semua orang untuk berinovasi seiring berkembangnya zaman.

“Juga era globalisasi yang menuntut standar kerja berskala global, diiringi dengan media sosial yang membuat kita harus peka akan keadaan masyarakat. Tantangan lainnya adalah era gig economy yang di dalamnya anak-anak milenial akan menjadi pekerja temporer,” paparnya.

Pada kesempatan itu, Wahid mengapresiasi UMM, khususnya tim Vokasi yang sangat bagus dalam menyiapkan SDM unggul sebagai modal kemajuan bangsa melalui beragam program. Ia berharap anak-anak muda bisa mengembangkan potensi dan kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi perkembangan teknologi digital.

“Selamat dan sukses saya ucapkan. Semoga saudara menjadi kebanggaan orang tua dan juga bangsa," harapnya.  

Sementara itu, President Director PT OS Selnajaya Jakarta Satoshi Miyajima mengapresiasi kerja sama yang dibangun bersama UMM. Sekalipun berada di situasi pandemi pada 2019-2020, Kampus Putih tidak pernah berhenti untuk berupaya menyiapkan dan mengirimkan tenaga kerja ke negeri Sakura.

Satoshi berpesan kepada peserta yang berangkat ke Jepang untuk bekerja dengan baik dan tekun. Mengingat budaya Jepang yang dikenal sangat disiplin dan tepat waktu, juga dengan cepat belajar yang akan memudahkan mereka hidup di sana.

“Kalian adalah perwakilan Indonesia, UMM dan juga OS Selnajaya. Maka, ketika saudara-saudara bekerja dengan baik, image serta kesan tenaga kerja Indonesia juga akan dinilai bagus,” tegasnya.

Rektor UMM, Dr Fauzan, M.Pd, mengatakan bahwa program tersebut merupakan tekad UMM untuk berkontribusi atas persoalan yang ada, khususnya persoalan ketenagakerjaan.

“Para peserta di TC ini bukan hanya dari UMM, tapi juga dari perguruan tinggi lain. Ada yang dari Jakarta, Jawa Tengah, dan lainnya. Ini menjadi bukti bahwa UMM berkontribusi bukan hanya untuk UMM saja, tapi juga untuk memajukan bangsa Indonesia,” katanya.

Fauzan mengatakan dalam menangani masalah masyarakat, pihaknya menggunakan pendekatan pendidikan. Ada dua cara yang dijalankan, yakni jalur reguler yang berdasarkan studi di kampus dan jalur training yang menyasar pihak-pihak yang membutuhkan.

“Kami ingin menyasar mereka yang putus sekolah atau menganggur. Mengajak mereka untuk ikut dalam training yang tersedia di puluhan Center of Excellence (CoE) kami. Dengan begitu, angka pengangguran dan kemiskinan bisa lebih ditekan,” katanya.

Baca juga: 10 perusahaan Jepang buka lowongan kerja di Jawa Barat

Baca juga: Mahasiswa UMM buat helm cerdas untuk tekan angka kecelakaan

Baca juga: UMM kirim 14 mahasiswa ke Malaysia bantu pekerja migran Indonesia


 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023