JAKARTA (ANTARA) - Yahoo, perusahaan internet multinasional yang berkantor pusat di Sunnyvale, California, Amerika Serikat, berencana untuk memberhentikan lebih dari 20 persen dari total tenaga kerjanya.

Kebijakan PHK massal itu, sebagaimana dilaporkan Reuters pada Jumat, merupakan bagian dari restrukturisasi besar-besaran Yahoo pada divisi teknologi iklannya.

Pemangkasan akan berdampak pada hampir 50 persen karyawan teknologi iklan Yahoo pada akhir tahun ini, termasuk hampir 1.000 karyawan minggu ini, kata perusahaan itu.

Yahoo, yang dimiliki oleh perusahaan ekuitas swasta Apollo Global Management sejak pembelian 5 miliar dolar AS pada tahun 2021, menambahkan bahwa langkah tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk mempersempit fokus dan investasinya pada bisnis iklan andalannya yang disebut DSP, atau platform sisi permintaan.

Langkah yang ditempuh Yahoo itu terjadi karena banyak pengiklan telah mengurangi anggaran pemasaran mereka sebagai reaksi atas tingkat inflasi yang tinggi dan ketidakpastian yang terus berlanjut akibat resesi.

Badai PHK tengah mendera sejumlah perusahaan di AS, mulai dari Goldman Sachs Group hingga Alphabet yang telah memberhentikan ribuan karyawan tahun ini untuk mengatasi penurunan permintaan akibat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga. 

Penerjemah: Siti Zulaikha
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023