Antakya, Turki (ANTARA) - Regu penyelamat pada Senin berhasil mengeluarkan hidup-hidup seorang wanita dari bawah puing setelah terperangkap selama satu pekan setelah gempa dahsyat mengguncang Turki dan Suriah yang menewaskan lebih dari 33.000 orang.

Menurut siaran CNN Turki, wanita bernama Sibel Kaya dan berusia 40 tahun itu diselamatkan di selatan Propinsi Gaziantep sekitar 170 jam setelah gempa pertama mengguncang kawasan tersebut.

Selain Sibel Kaya, regu penyelamat di Kahramanmaras juga berhasil menyelamatkan seorang ibu bersama seorang anak perempuan dan bayi dari reruntuhan.

Seiring semakin kecilnya harapan menemukan korban selamat, sampai Minggu (12/2), jumlah korban sudah mencapai lebih dari 33.000 dan tidak tertutup kemungkinan angka ini terus bertambah.

Ini adalah gempa bumi terparah yang melanda Turki sejak 1939.

Pada Minggu, tim penyelamat dari Rusia, Kyrgyzstan dan Belarus berhasil menarik seorang pria dalam kondisi selamat dari reruntuhan sekitar 160 jam setelah gempa melanda, kata Kementerian Tanggap Darurat Rusia.

"Proses penyelamatan untuk mengeluarkan pria itu dari puing-puing berlangsung lebih dari empat jam," kata kementerian tersebut dalam platform pesan Telegram, di samping video yang menunjukkan penyelamat menarik seorang pria dari puing-puing dan membawanya pergi.

"Pekerjaan itu dilakukan malam hari dengan risiko nyawa karena ada kemungkinan runtuhnya struktur."

Baca juga: Seekor anjing bantu tim temukan para korban gempa Turki

Di distrik pusat salah satu kota terparah, Antakya di Turki selatan, pemilik bisnis mengosongkan toko mereka pada Minggu untuk mencegah barang dagangan mereka dijarah.

Penduduk dan pekerja bantuan yang datang dari kota-kota lain menyebutkan kondisi keamanan yang memburuk menyusul laporan bahwa banyak bisnis yang tersebar luas dan rumah-rumah yang roboh dijarah.

Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan pemerintah akan menindak tegas penjarah. Erdogan dikritik karena proses penanganan gempa bumi yang lamban, padahal dia menghadapi pemilu yang dijadwalkan berlangsung Juni mendatang.

Kondisi yang terjadi saat ini diperkirakan menjadi tantangan terberat dalam dua dekade kekuasaan Erdogan.

Gempa di Turki dan Suriah saat ini tercatat sebagai bencana alam paling mematikan keenam abad ini setelah gempa Pakistan pada 2005 yang menewaskan sedikitnya 73.000 orang.

Sementara di Suriah, bencana melanda paling parah di barat laut yang dikuasai pemberontak itu membuat banyak orang sebelumnya sudah mengungsi akibat perang saudara selama satu dekat, kehilangan tempat tinggal.

Wilayah tersebut menerima sedikit bantuan dibandingkan dengan wilayah yang dikuasai pemerintah.

"Sejauh ini kami telah mengecewakan orang-orang di Suriah barat laut," kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths dalam Twitter dari perbatasan Turki-Suriah yang hanya memiliki satu pos penyeberangan yang dibuka untuk pasokan bantuan PBB.

Baca juga: Garuda Indonesia terbangkan bantuan kemanusiaan korban gempa Turki

"Mereka benar-benar merasa ditinggalkan," kata Griffiths, seraya mengaku sudah berusaha sekuat tenaga menanganinya dengan cepat.

Amerika Serikat meminta pemerintah Suriah dan semua pihak lainnya agar segera memberikan akses kemanusiaan kepada semua yang membutuhkan.

Bantuan dari wilayah yang dikuasai pemerintah ke wilayah yang dikendalikan oleh kelompok oposisi garis keras ttertahan karena masalah persetujuan dari kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang menguasai sebagian besar wilayah tersebut, kata seorang juru bicara PBB.

Sumber HTS di Idlib mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu tidak akan mengizinkan pengiriman apa pun dari daerah yang dikuasai pemerintah, sehingga bantuan hanya bisa masuk dari Turki.

PBB berharap bisa  meningkatkan operasi lintas batas dengan membuka dua titik perbatasan tambahan antara Turki dan Suriah yang dikuasai oposisi untuk pengiriman bantuan, kata juru bicara Jens Laerke.

Utusan PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengatakan di Damaskus bahwa PBB memobilisasi dana untuk mendukung Suriah.

"Kami berusaha memberitahu semua orang: Kesampingkan dulu masalah politik, ini adalah waktu untuk bersatu dalam upaya bersama untuk mendukung rakyat Suriah," kata dia.

Sejauh ini, gempa bumi dahsyat itu telah menewaskan 29.605 orang di Turki dan sekitar 3.500 di Suriah yang selama dua hari terakhir ini datanya belum diperbarui.

Otoritas Turki mengatakan pada Minggu bahwa sekitar 80.000 orang berada di rumah sakit dan lebih dari 1 juta orang ditempatkan di penampungan sementara.

Baca juga: Pakistan kirim 4,7 ton pasokan bantuan ke Turki

Sumber: Reuters

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023