Kita mendorong pengguna baru QRIS pada tahun ini, dengan target 5 juta transaksi di Aceh
Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menargetkan 275 ribu pengguna baru dan 5 juta transaksi layanan transaksi non tunai Quick Response Code Indonesiaan Standar (QRIS) di Provinsi Aceh selama tahun ini karena dinilai sangat bermanfaat, mudah, dan efisien.

“Kita mendorong pengguna baru QRIS pada tahun ini, dengan target 5 juta transaksi di Aceh,“ kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Selasa.

Dia menjelaskan, QRIS dapat memberi pelayanan transaksi non tunai yang mudah dan cepat.

Sebab itu, pihaknya mendorong semua pihak menggunakan QRIS sebagai layanan saat transaksi, terutama sektor Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM), karena akan sangat bermanfaat mengingat semua transaksi akan terekam dengan baik dan aman.

Selain sektor UMKM, lanjut dia, pihaknya mendorong pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi juga memanfaatkan penggunaan QRIS sebagai layanan transaksi non tunai yang dapat diterapkan untuk pembayaran pajak dan retribusi.

“Karena kita melihat fakta yang ada, bagi kota, kabupaten dan provinsi yang sudah menerapkan QRIS sebagai kanal pembayaran pajak dan retribusi, maka itu PAD (Pendapatan Asli Daerah) nya jadi lebih bagus,” ujarnya.

Salah satu contoh, kata Rony, pembayaran parkir kendaraan yang selama ini belum tercatat dengan baik uang yang masuk. Apabila menggunakan QRIS, maka semua transaksi akan tercatat, dan petugas parkir juga bisa diberikan insentif dengan lebih transparan.

“Jadi ini suatu hal positif. Kami juga mendorong kabupaten/kota dan provinsi untuk bener-bener bisa menggunakan transaksi QRIS untuk meningkatkan PAD,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Prabu Dewanto menambahkan pihaknya memang menargetkan sebanyak 275 ribu pengguna baru QRIS pada tahun ini di daerah Tanah Rencong itu, dengan 5 juta transaksi.

“Dan sekarang kita rata-rata transaksi itu sudah di 2,5 juta transaksi, jadi kita harapkan dua kali lipat naiknya,” kata Prabu.

Selama ini, kata Prabu, umumnya pengguna QRIS di daerah Tanah Rencong itu dari sektor UMKM untuk berbelanja. Dan sektor ini juga menjadi target Bank Indonesia dalam upaya meningkatkan pengguna QRIS di Aceh.

“Jadi ketika punya QRIS maka harus digunakan, jangan ada gadget (gawai) tapi tidak digunakan. Harapannya angka itu bisa tercapai pada 2023,” ujarnya.

Baca juga: BI: Ekonomi Aceh sepuluh tahun terakhir terendah di Sumatera

Baca juga: BI-TPID pantau komoditas penyebab inflasi di Aceh hingga akhir tahun

Baca juga: Ekspedisi rupiah, BI edarkan Rp3,5 miliar ke lima pulau di Aceh

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023