Sesar Tarera Aibura ini jalurnya hingga Kabupaten Teluk Bintuni bersambung ke Ransiki sampai masuk wilayah Papua
Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat bersama jajaran TNI-Polri dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait mulai mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayah tersebut, terlebih masuk dalam Sesar Papua.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat, Derek Ampnir di Manokwari, Kamis, mengatakan apel gelar pasukan kesiapsiagaan bencana alam yang diprakarsai Kepolisian Daerah Papua Barat merupakan respons pemerintah provinsi (pemrov) terhadap fenomena alam.
 
"Kita semua tahu bahwa wilayah Papua Barat masuk dalam sesar Provinsi Papua," katanya.

Ia menegaskan bahwa kewaspadaan seluruh komponen baik pemerintah maupun masyarakat sangat diperlukan karena bencana alam kapan saja bisa terjadi terutama di kawasan sesar.
 
Berdasarkan data Pusat Kejadian Operasi BPBD Papua Barat, telah terjadi beberapa kali terjadi bencana yang dipicu pergerakan Sesar Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Sesar Tarera Aibura, Kabupaten Kaimana.
 
"Sesar Tarera Aibura ini jalurnya hingga Kabupaten Teluk Bintuni bersambung ke Ransiki sampai masuk wilayah Papua," katanya.
 
Pemprov Papua Barat, kata dia, terus meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi bencana gempa bumi sebab jalur sesar di wilayah Papua dalam kondisi aktif sejak 2 Februari 2023.

Hal itu terbukti dengan kejadian bencana gempa bumi yang melanda Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu.
 
Peningkatan aktivasi sesar Papua berdampak terhadap Sesar Ransiki sehingga menimbulkan gempa sebanyak tiga kali selama bulan ini.
 
"Sesar Papua sudah aktif, kita di Papua Barat yang masuk dalam jalur sesar harus waspada kemungkinan terburuk," kata Derek Ampnir.
 
Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga menekankan seluruh sumber daya yang dimiliki baik personel maupun sarana prasarana harus berperan aktif dalam penanggulangan bencana alam.
 
Kesiapsiagaan sedini mungkin bermaksud untuk menekan jatuhnya korban jiwa maupun kerugian materiil akibat bencana alam seperti gempa, banjir dan tanah longsor.
 
"Papua Barat berpotensi terjadi bencana alam, kita harus menyikapi dengan sungguh-sungguh," katanya.
 
Ia menambahkanada sejumlah langkah perlu dilakukan yaitu pembentukan satuan tugas (satgas) dan cadangan untuk diterjunkan ke lokasi bencana alam, pemetaan daerah rawan bencana, pemantauan perkembangan kondisi alam.

Lalu, meningkatkan imbauan kepada masyarakat pada daerah potensial terkena dampak bencana dan meningkatkan sinergi serta koordinasi dengan lintas sektor, demikian Kapolda.

Baca juga: Gempa M5 mengguncang wilayah Kaimana akibat aktivitas sesar Tarera-Aiduna

Baca juga: Wagub Papua Barat: Warga harus siap menghadapi cuaca ekstrem
 
Baca juga: BPBD Papua Barat hadirkan Cara Cerdas Cegah Bencana

Baca juga: Untuk korban gempa Cianjur, Papua Barat menyalurkan bantuan Rp 1 miliar


 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023