Jakarta (ANTARA) - Aplikasi Bantu Guru besutan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau berikan perlindungan bagi guru dalam menjalankan profesinya.

“Melalui aplikasi ini, layanan menjadi tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Apapun keluhan guru dapat dilayani dengan organisasi,” ujar Ketua PGRI Riau, Muhammad Syafii, di Jakarta, Jumat.

Layanan tersebut berawal dari banyaknya pengaduan yang masuk ke pengurus organisasi. Melalui layanan Bantu Guru tersebut, pihaknya dapat lebih maksimal dalam menjalankan perlindungan bagi guru. Selain perlindungan juga memberikan layanan kebutuhan peningkatan kompetensi guru.

“Tidak hanya skala lokal tetapi juga internasional. Ini akan terus dikembangkan dan diharapkan bisa dilakukan hingga skala nasional,” kata dia.

Baca juga: SMK PGRI 1 Mejayan siapkan 100 kafe kontainer untuk gerakkan UMKM

Baca juga: IGTKI-PGRI Pekalongan donasikan 1.000 nasi kotak untuk korban banjir


Calon Ketua Umum PB PGRI periode 2024-2029 tersebut menambahkan upaya perlindungan guru harus dilakukan secara maksimal. Selain aplikasi Bantu Guru, pihaknya juga melihat perlu melakukan penghapusan tunggakan atau pemutihan iuran anggota.

Sebagai organisasi guru, kata dia, PGRI memiliki kewajiban melayani anggota di antaranya terkait tiga pilar yakni PGRI melindungi profesi guru, berjuang meningkatkan kesejahteraan guru dan meningkatkan kompetensi guru.

Pihaknya berkomitmen sungguh-sungguh menyinergikan konsep kolektif kolegial organisasi serta melakukan program PGRI. Termasuk menerapkan dan menyalurkan aspirasi guru secara nasional yang berkoordinasi dengan pengurus PGRI Provinsi. Selain itu, seluruh kegiatan PGRI secara nasional menjadi tanggung jawab PB PGRI dan dilaksanakan PGRI Provinsi tanpa membebankan.

"Kami juga akan melakukan pengelolaan organisasi berbasis digital dengan layanan 24 jam bagi guru secara nasional. Ini sudah dilakukan di Riau yang sudah memiliki laman Bantu Guru dan juga kartu anggota digital," kata dia.

Pihaknya juga berkomitmen meningkatkan program bantuan peningkatan kompetensi guru melalui beasiswa S2 dan S3 bagi guru ASN dan non ASN. Termasuk membangun jaringan organisasi guru internasional sebagai wujud kebersamaan dan solidaritas pendidik dan tenaga kependidikan.*

Baca juga: Wagub NTB minta guru tidak gagap teknologi

Baca juga: PGRI ajak para guru dan dosen bangkit pulihkan pendidikan


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023