Roma (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping akan menyampaikan "pidato perdamaian" dalam peringatan satu tahun invasi di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani pada Jumat.

Pidato tersebut diperkirakan bakal melanjutkan kebijakan Beijing yang mendorong perdamaian tetapi tidak mengecam sekutunya, Rusia.

Menlu Tajani mengatakan kepada RAI Radio 1 bahwa dia memanfaatkan pertemuannya dengan Direktur Kantor Komisi Pusat Luar Negeri China Wang Yi di Roma pada Kamis (16/2) untuk mendorong Beijing membujuk Rusia menghentikan perang seraya memastikan kemerdekaan Ukraina.

"Dia (Wang Yi) memberitahu saya bahwa Xi akan menyampaikan pidato perdamaian dalam peringatan invasi di Ukraina," kata Tajani.

Rusia mulai menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.

Perang tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat jutaan lainnya mengungsi, serta menghambat perekonomian global dan membangkitkan kembali permusuhan era Perang Dingin.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengaku tidak bisa memberi informasi ketika ditanya soal pernyataan Tajani.

"Posisi China dalam situasi Ukraina telah konsisten dan jelas," kata dia dalam pengarahan pers reguler.

Beberapa pekan sebelum invasi, Rusia dan China menyetujui kemitraan "tanpa batas" dan mempererat hubungan dalam poros antarnegara untuk menyeimbangkan pengaruh global AS.

Mengenai kemitraan Italia dalam proyek kolosal China, Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI), Tajani mengatakan Roma sedang mempertimbangkannya dan akan menentukan apa yang akan dilakukan pada waktu yang tepat.

Italia pada 2019 menjadi negara maju pertama yang melibatkan diri dalam BRI, tetapi hingga sejauh ini hanya sedikit hasil dari perjanjian itu, yang rencananya bakal diperbarui pada 2024.

Sebelum terpilih tahun lalu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni berkata bahwa dia tidak ingin berpihak pada ekspansi China ke Italia atau Eropa.

Ekonom pro-China Michele Geraci, yang menjabat sebagai menteri muda di Kementerian Industri Italia pada 2019, menyebut Italia harus memperbarui perjanjian untuk kepentingannya sendiri.

Pada Desember, Komisi Eropa mengungkap rencana bernama Global Gateway untuk berinvestasi 300 miliar euro (setara Rp4.849,79 triliun) secara global pada 2027 dalam proyek infrastruktur, digital, dan iklim.

Rencana itu disebut sebagai alternatif yang lebih baik dari BRI China.

Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden China bertemu dengan PM Italia Giorgia Meloni
Baca juga: Hubungan Washington dan Beijing akan berubah jika China dukung Rusia

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023