Kami mengusulkan kembali Bandar Kidul menjadi Desa Devisa ke LPEI. Tenun Bandar Kidul juga sudah aman Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)-nya
Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, telah mengusulkan tiga kelurahan di kota ini menjadi Desa Devisa" sehingga ke depan dapat membantu mendongkrak perekonomian dan memperluas pangsa pasar usaha mereka.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri Tanto Wijohari mengatakan pihaknya telah mengusulkan agar Kelurahan Bandar Kidul yang merupakan sentra tenun ikat bisa menjadi Desa Devisa ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

"Kami mengusulkan kembali Bandar Kidul menjadi Desa Devisa ke LPEI. Tenun Bandar Kidul juga sudah aman Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)-nya. Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) kepada perajin tenun ikat juga kami upayakan berkolaborasi dengan program ketenagakerjaan," katanya di Kediri, Sabtu.

Selain itu dua kelurahan lainnya adalah Kelurahan Tinalan dan Dermo juga diusulkan menjadi Desa Devisa karena potensi usaha di lokasi tersebut.

Desa-desa yang diajukan sebagai desa wisata juga sudah dilakukan monitoring dari Disperdagin Jawa Timur untuk melihat potensi dan kesiapan dari kelurahan tersebut sebelum diusulkan ke LPEI. 

"Kelurahan Bandar Kidul kami usulkan tahun ini sebagai Desa Devisa tenun ikat bandar, karena kelembagaannya sudah terbentuk yaitu Koperasi Bangkid Berkah. Untuk dua kelurahan lainnya merupakan usulan baru. Monitoring sudah dilakukan," kata dia.

Baca juga: Menyiapkan desa devisa untuk garap pasar ekspor nontradisional

Tanto juga menambahkan ada beberapa masukan serta saran dari Disperdagin Provinsi Jawa Timur yang akan ditindaklanjuti apabila tiga kelurahan tersebut masuk nominasi Desa Devisa.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk menjadi desa devisa ada kriteria yang harus dipenuhi yakni kelurahan tersebut harus memiliki badan usaha yang memiliki legalitas atau berbadan hukum.

"Kalau di Kelurahan Dermo, Alhamdulillah kami sudah punya koperasi wanita yang masih aktif sampai sekarang, sudah memiliki akta pendirian dan anggotanya pun juga merupakan perajin batik," jelasnya.

Tanto menambahkan jika nantinya tiga kelurahan tersebut masuk nominasi sebagai Desa Devisa, LPEI akan melakukan pendampingan selama satu tahun.

"Tim monitoring dan evaluasi dari Disperindag Provinsi Jawa Timur masih keliling ke kota/kabupaten se-Jawa Timur. Jadi kami tunggu hasilnya, sambil melakukan pendampingan ke kelurahan tersebut sesuai petunjuk dari Provinsi," ujar dia.

Tanto juga optimistis tiga kelurahan tersebut bisa menjadi Desa Devisa. Dengan itu, nantinya dapat membantu mendongkrak perekonomian dan memperluas pangsa pasar para perajin tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, perajin batik di Kelurahan Dermo dan produk tahu di Kelurahan Tinalan.

"Jika terpilih, selain pendampingan pasti juga ada fasilitasi pembiayaan, peningkatan SDM ataupun bantuan peralatan produksi. Selain itu pangsa pasarnya juga akan lebih luas lagi," kata Tanto. 

Baca juga: Gubernur Khofifah siapkan 15 desa di Jatim sebagai desa devisa

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023