Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa bidan mempunyai peran strategis untuk mendorong seluruh kehamilan ibu terawat dengan baik dan nyaman.

“Para bidan sebagai ujung tombak pemeliharaan kesehatan ibu hamil, dapat mendorong seluruh kehamilan terawat dengan baik kecukupan gizinya sehingga tidak lahir anak stunting,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa.

Hasto menuturkan dalam mengawal kehamilan yang sehat, dibutuhkan intervensi secara spesifik dan sensitif secara beriringan. Hal itu berdampak pada penurunan angka prevalensi stunting yang kini masih 21,6 persen secara nasional.

Baca juga: BKKBN bekali TPK ilmu surveilans untuk lakukan deteksi dini stunting

Peran bidan dalam menjalankan intervensi spesifik adalah mengatasi penyebab terjadinya stunting. Dalam hal ini, penyebabnya adalah asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan.

“Asupan gizi terutama protein harus ditingkatkan. Asupan protein tidak harus yang mahal seperti daging, yang murah seperti ikan lele dan telur ayam pun sangat bagus untuk pertumbuhan anak bila dikonsumsi secara berkelanjutan,” ujarnya.

Di sisi lain, bidan bisa mengedukasi ibu atas bagaimana pentingnya ASI eksklusif yang lebih higienis dari susu formula hingga kebersihan botol yang seringkali terabaikan oleh keluarga.

Peran bidan tersebut, kata dia, juga bisa ditunjang dengan bantuan kementerian/lembaga terkait melalui intervensi sensitif yang berhubungan dengan persoalan kesehatan. Misalnya, penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.

Baca juga: IBI ingatkan bidan berkolaborasi atasi masalah gizi turunkan stunting

Menurut dia, dengan berbagai peran strategis itu bidan mampu mencegah lahirnya bayi stunting baru di daerah seperti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang kini mempunyai ibu hamil sekitar 62 ribu di seluruh daerah tersebut.

“Selama 2022 memang angka stunting DIY turun dari 17,3 persen menjadi 16,4 persen atau turun 0,9 persen. Sebelumnya DIY diharapkan turun lebih banyak lagi, namun karena ada dua kabupaten yang angka stuntingnya sedikit naik, maka tingkat penurunan yang diharapkan belum tercapai,” katanya.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin mengajak semua pihak termasuk para bidan untuk memperkuat upaya penurunan stunting ini melalui gerakan akar rumput yang dilaksanakan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang sudah terbentuk sampai tingkat kelurahan.

Baca juga: 1.000 bidan di DIY digandeng BKKBN tekan angka stunting

Ia mengajak jajaran dan pihak terkait untuk fokus terhadap sasaran program stunting yakni remaja dan calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, bersama dengan 1.852 TPK yang tersebar di seluruh kelurahan DIY.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023