Sebanyak 76 persen pelaku bisnis di Indonesia optimis kondisi ekonomi akan meningkat selama 2023.
Jakarta (ANTARA) - Laporan terbaru International Business Report (IBR) Semester II 2022 dikeluarkan perusahaan konsultan Grant Thornton menyatakan sebanyak 76 persen pelaku bisnis di Indonesia optimis bahwa kondisi ekonomi Indonesia akan meningkat selama tahun 2023 di tengah ketidakpastian dan ancaman resesi.

Angka tersebut menempatkan pelaku bisnis Indonesia di peringkat pertama secara global, diikuti Vietnam (75 persen), dan Uni Emirat Arab (74 persen) mengenai persepsi pelaku bisnis terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi dalam 12 bulan ke depan.

CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan memasuki tahun 2023, banyak skenario pesimis dan skeptis mengenai perekonomian dunia yang sangat menurun, apabila dilihat dari invasi Rusia ke Ukraina, perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat, belum lagi lonjakan COVID-19 di China.

"Namun, laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini membawa kabar baik dimana pelaku usaha Indonesia sangat optimis menyambut tahun 2023, tentunya kami harapkan laporan survei ini dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak," katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa optimisme pelaku bisnis Indonesia didukung oleh dua hal utama, yaitu optimisme terkait pendapatan dan harga jual.

Pelaku bisnis di Indonesia juga tercatat memiliki ekspektasi paling tinggi sedunia untuk kenaikan pendapatan (revenue) mereka di tahun 2023 yang diyakini oleh 84 persen dari responden.

Sementara itu, sebanyak 72 persen pelaku usaha juga masih cukup berani untuk menaikkan harga jual produk mereka di tahun ini terlepas dari resesi yang menghantui.

Tidak hanya itu, sebanyak 74 persen pelaku bisnis Indonesia juga akan fokus untuk melakukan investasi di bidang teknologi dan juga menyelenggarakan berbagai program guna mempersiapkan tenaga kerja berkualitas.

Atas persepsi pelaku usaha yang tinggi itu, Johanna mengutip pernyataan IMF yang menyebut Indonesia sebagai "titik terang di tengah kesuraman ekonomi global". Hal itu juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif yang mencapai 5,72 persen pada 2022.

"Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global," katanya pula.

Kendati demikian, Johanna mengingatkan pemerintah harus tetap mempunyai kebijakan-kebijakan dalam meningkatkan penguatan ekonomi nasional dalam menghadapi ancaman resesi yang akan terjadi.

Strategi yang dapat dilakukan, antara lain perlu adanya pemberdayaan terhadap ekonomi domestik dengan menggali potensi sumber daya di daerah. Pemerintah juga dinilai harus memperhatikan pelaku UMKM yang memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian nasional.

"Tidak hanya itu, pemerintah juga diharapkan dapat mengelola dana APBN 2023 dengan lebih baik lagi. Dari semua kesiapan tersebut, diharapkan Indonesia mampu melewati ancaman resesi tahun 2023," kata Johanna.
Baca juga: BI NTT mengharapkan ANTARA terus sebarkan optimisme pemulihan ekonomi
Baca juga: BI: Optimisme konsumen atas kondisi ekonomi November tetap terjaga

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023