Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A, Subsp.IPT, M.TropPaed mengatakan imunisasi dengue mampu mencegah anak terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang berat.

"Di samping gizi seimbang, daya tahan tubuh bisa ditingkatkan lewat vaksin. Kita sudah dapat contoh, vaksin COVID-19 dapat mencegah dan membuat COVID-19 menjadi ringan. Begitu juga dengan vaksin dengue, bisa mencegah kena infeksi atau kalaupun terkena, tidak akan sampai shock, tidak akan masuk ICU, tidak akan pendarahan," kata Hinky saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Spesialis anjurkan vaksinasi dewasa cegah demam berdarah

Hinky menjelaskan, vaksin dengue yang saat ini beredar di Indonesia yaitu Dengvaxia yang merupakan chimeric yellow fever tetravalent dengue vaccine (CYD-TDV) dan Qdenga yang merupakan jenis live attenuated tetravalent dengue vaccine (TDV)

Vaksin Dengvaxia berisi virus dengue tetravalen yang sudah dilemahkan. Namun, vaksin ini akan efektif jika diberikan kepada kelompok usia 9 hingga 16 tahun yang sebelumnya pernah terinfeksi virus dengue.

Sedangkan vaksin Qdenga terdiri atas 4 strain virus dengue yaitu strain dengue serotipe 2 attenuated (TDV-2), rekombinan strain Dengue serotipe 2/1 (TDV-1), rekombinan strain Dengue serotipe 2/3 (TDV-3), dan rekombinan strain Dengue serotipe 2/4 (TDV-4).

"Yang generasi baru ini enggak ada pengaruh apakah dia pernah terinfeksi virus dengue atau belum. Kalau divaksin, tetap memberikan kekebalan," ujar Hinky.

Menurut laman resmi BPOM, vaksin Qdenga disetujui untuk diberikan pada usia mulai dari 6 sampai 45 tahun dalam dua sosis dengan interval pemberian tiga bulan antar dosisnya.

Namun, di samping pemberian vaksin dengue, Hinky mengatakan bahwa meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah infeksi virus dengue juga dapat dilakukan melalui makanan dengan gizi seimbang.

Kemudian, lakukan juga upaya-upaya pencegahan DBD lainnya seperti menyingkirkan perabotan yang dapat menjadi tempat penampungan air, rajin membersihkan bak mandi, buang kebiasaan menggantung baju, serta gunakan insect repellent untuk menghindari gigitan nyamuk aedes aegypti yang dapat membawa virus dengue.

Baca juga: Tiga faktor yang sebabkan anak kena DBD menurut dokter

Baca juga: Kasus DBD di Malaysia naik 207,9 persen sampai pekan ketujuh 2023

Baca juga: Klaim jus jambu dapat obati DBD rupanya cuma mitos

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023