Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Triharyo Indrawan Soesilo mengapresiasi kinerja teknis PT Rekayasa Industri (Rekind).

Triharyo Indrawan Soesilo atau disapa Hengky mengatakan, apresiasi diberikan kepada Rekind dalam membangun, mengembangkan dan menyelesaikan empat proyek besar yang dikenal memiliki tingkat kesulitan tinggi yakni Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap, Proyek OSBL Revamping Outside Batttery Limit (OSBL) Aromatic TPPI, Kilang RDMP Balongan dan Jambaran Tiung Biru.

“Dari kemampuan teknis saya menyampaikan apresiasi dan mengucapkan selamat kepada seluruh jajaran Rekind karena saya mengikuti perkembangannya cukup detail proyek-proyek tersebut,” kata Hengky dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Sejak 25 Desember 2021, Rekind merampungkan pekerjaannya di Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap dengan kapasitas 90,9 MW, di Muara Enim, Sumatra Selatan.

Menurut Hengky, untuk meraih penyelesaian pekerjaan di proyek ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena tidak sedikit tantangan berat yang dihadapi. Mulai dari lokasi proyek di atas pegunungan yang konsekuensinya sangat sulit untuk mengangkut material sampai dengan banyak pekerja terpapar COVID-19.

Baca juga: Peluang Rekind masih terbuka lebar berbekal pengalaman di bidang EPC

Melalui pengerjaan OSBL Revamping Aromatic milik PT Trans –Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), Rekind juga mengukir prestasi membanggakan. Upaya yang dilakukan ini, sebagai salah satu bukti keterlibatan Rekind dalam mendukung program pemerintah guna menurunkan impor produk turunan petrokimia.

Di proyek milik Anak Usaha PT Pertamina (Persero) itu, Rekind menggarap pembangunan EPC 5 unit tanki produk sejak 17 Juni 2020 dan diselesaikan pada Desember 2021. Dalam proyek ini Rekind merupakan single entity (tidak berpartner) dan berperan sangat strategis untuk bidang EPC.

Di Proyek Kilang RDMP Balongan, Rekind juga membubuhkan capaian kerja terbaik dan membanggakan. Di Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, satu-satunya perusahaan EPC milik pemerintah itu mampu mewujudkan peningkatan kapasitas Kilang RDMP Balongan dari 125 ribu barel menjadi 150 ribu barel per hari.

“Kilang RDM Balongan Phase 1 ini pengerjaan tanpa orang asing. Saya juga kebetulan mendapat tugas di Kilang Pertamina Internasional (KPI) untuk memantau langsung pengerjaannya, sangat baik. Kami mengucapkan terima kasih, Rekind mampu meningkatkan kapasitas Kilang Balongan,” kata Hengky.

Baca juga: Dinilai strategis, ke depan Rekind harus multi talenta

Di Proyek Gas Processing Facility (GPF) Jambaran Tiung Biru (JTB), Rekind merupakan satu-satunya Kontraktor Merah Putih yang menggantikan peran perusahaan EPC Asing. Di proyek ini Rekind mampu ‘bermanuver’ dengan melakukan perubahan desain, mulai dari Front End Engineering Design (FEED), Engineering, Procurement, Construction , and Commisioning (EPCC), hingga Start Up (pengaliran gas dari GPF menuju metering area untuk disalurkan ke pipa distribusi yang selanjutnya diterima oleh para buyers).

Keberhasilan ini bisa terwujud melalui pemilihan proses teknologi komposisi gas yang ada di sumur gas oleh Rekind. Pemilihan teknologi inilah yang menyebabkan gas bersih JTB itu lebih tinggi produksinya dibandingkan dengan teknologi yang sebelumnya.

Tentu hal ini apresiasi yang membanggakan untuk Rekind. Sekalipun tengah dihadapkan pada tantangan masalah finansial yang cukup berat dan diterpa pandemi COVID-19, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) itu tetap mampu menyuguhkan karya-karya terbaiknya di proyek yang ditugaskan dengan hasil terbaik.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023