Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur melalui Dinas Kelautan dan Perikanan mengembangkan usaha bandeng tanpa duri guna meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah itu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur Cut Ida Mariya di Aceh Timur, Senin, mengatakan kabupaten tersebut memiliki potensi budi daya bandeng yang cukup menjanjikan.

"Produksi budi daya bandeng pada tahun lalu mencapai 10 ton. Dengan memproduksi bandeng tanpa duri, akan meningkatkan nilai tambah hasil budi daya perikanan tersebut," kata Cut Ida.

Ia mengatakan selama ini bandeng hasil budi daya masyarakat di Kabupaten Aceh Timur dijual dalam keadaan berduri. Dalam kondisi seperti itu, nilai jualnya juga masih rendah.

"Bandeng tanpa duri itu diolah lagi, sehingga nilai jualnya juga meningkat. Sekarang, permintaan bandeng tanpa duri tidak hanya dari pasar lokal, tetapi juga mampu menembus pasar di sejumlah kabupaten kota di Aceh," kata Cut Ida Mariya.

Saat ini, kata Cut Ida Mariya, sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi sudah mulai mengembang produk bandeng tanpa duri. Di antaranya Koperasi Serba Usaha (KSU) Mutiara Tanjung di Desa Tanjong Minje, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur.

Mahmuddin, pengurus KSU Mutiara Tanjung, mengatakan pihaknya mampu memproduksi bandeng tanpa duri mencapai satu ton per bulan.

"Bandeng tanpa duri yang kami produksi mencapai satu ton per bulan. Dalam satu ton, jumlah bandeng mencapai 3.000-an ekor. Bandeng tersebut dibeli dari masyarakat setempat hasil budi daya," kata Mahmuddin.

Untuk menghasilkan bandeng tanpa duri, kata Mahmuddin, melalui proses pencabutan duri menggunakan pinset. Tenaga kerja mencabut duri bandeng berasal dari masyarakat setempat.

"Kami juga mempekerjakan masyarakat lokal. Bandeng tanpa duri yang dihasilkan dijual Rp70 ribu per kilogram. Satu kilogram terdiri satu hingga tiga ekor bandeng. Kalau dijual per ekor Rp16 ribu," kata Mahmuddin.

Mahmuddin mengatakan bandeng tanpa duri produksi KSU Mutiara Tanjung tidak hanya dipasarkan di Kabupaten Aceh Timur, tetapi juga di beberapa kabupaten kota tetangga, seperti Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa, dan bahkan hingga ke Kota Banda Aceh.

"Selain kafe dan warung nasi, permintaan bandeng tanpa duri tersebut juga datang dari perhotelan. Kami juga terus berupaya mengembangkan usaha ini, sehingga mampu menembus pasar luar Aceh," kata Mahmuddin.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Timur Teuku Reza Rizki mengatakan bandeng tanpa duri tersebut kini menjadi produk andalan Kabupaten Aceh Timur.

Potensi sumber dayanya cukup melimpahkan di Kabupaten Aceh Timur. Karena itu,  pihaknya terus mendorong UMKM memproduksi bandeng tanpa duri ini agar nilai jualnya meningkat.

"Peningkatan ini juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Aceh Timur," kata Teuku Reza Rizki.


Baca juga: TPUKP KKP sebut ikan bandeng Aceh tembus pasar internasional

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023