Anggaran pembiayaan jaminan kesehatan oleh BPJS Kesehatan untuk penyakit kanker menempati peringkat kedua tertinggi setelah penyakit jantung sebesar Rp3,5 triliun,
Jakarta (ANTARA) -  PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)  mendukung upaya pemerintah menekan risiko penyakit kanker di Indonesia,  karena kanker adalah penyakit katastropik serius yang  penanganannya harus dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah dan swasta.

"Anggaran pembiayaan jaminan kesehatan oleh BPJS Kesehatan untuk penyakit kanker menempati peringkat kedua tertinggi setelah penyakit jantung sebesar Rp3,5 triliun," kata Presiden Komisaris SILO John Riady melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun.

Baca juga: BRIN garap pengembangan teknologi nuklir untuk terapi kanker

Berdasarkan data Global Cancer Statistics (Globocan), di Indonesia pada 2020, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian mencapai 234.511 orang.

Perempuan adalah kelompok berisiko tinggi terkena kanker, yang tercatat kanker payudara sebanyak 65.858 kasus dan kanker leher rahim sebanyak 36.633 kasus.

Laki-laki paling banyak menderita kanker paru yaitu sebanyak 25.943 kasus dan kanker kolorektal 21.764 kasus.

John mengatakan SILO yang sejak 2011 mengoperasikan pusat penanganan kanker Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC), yang berperan sebagai center of excellence (CoE) untuk penanganan kanker di Indonesia.

Selain memiliki fasilitas perawatan mumpuni, MRCCC juga menyediakan dokter spesialis, fasilitas khusus, hingga layanan komprehensif, dan spesifik untuk perawatan pasien.

"Kami menyadari peran dan tanggung jawab besar yang harus diemban rumah sakit swasta untuk melayani masyarakat. Saya pastikan MRCCC berada di garda terdepan untuk mendukung transformasi layanan kesehatan di Indonesia, yang dipimpin Kementerian Kesehatan dalam mengikis kesenjangan penanggulangan kanker di daerah," jelas John.

Menurut dia, sebagai satu-satunya pusat kanker swasta terakreditasi dan pusat kanker tersier rujukan, MRCCC juga berperan signifikan sebagai fasilitas deteksi dini, bedah onkologi, kemoterapi, dan radioterapi secara terpusat di satu lokasi.

MRCCC menyediakan beragam fasilitas dan alat penunjang seperti USG, mamografi, MRI, PET-CT scan, laboratorium molekular diagnostik, serta laboratorium patologi imunohistokimia yang berperan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi.

Hingga akhir 2022, kata John, MRCCC telah melayani lebih dari 91.000 pasien kanker, 34.000 radioterapi, 10.000 kemoterapi, 4.600 prosedur pemindaian PET-CT scan, dan melakukan 2.900 tindakan operasi.

Baca juga: RSCM: Imun dan usia pengaruhi potensi terkena kanker getah bening

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kanker adalah salah satu dari delapan penyakit yang banyak dibiayai anggaran BPJS Kesehatan.

Pemerintah, lanjutnya, terus bersinergi dengan rumah sakit swasta untuk mengajak masyarakat agar berani melakukan deteksi dini kanker.

"Kanker yang ditemukan pada stadium yang lebih dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80-90 persen. Salah satu upayanya adalah melalui deteksi dini," katanya.

Ia mengatakan deteksi dini pada kanker dapat dilakukan dengan beberapa metode contohnya untuk kanker payudara caranya mengecek menggunakan metode SADANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) dan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).

"Pemerintah dibantu swasta terus melakukan terobosan dalam penanganan berdasarkan jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat," sebut Menkes.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023