Magelang (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur kawasan Gunung Merapi beberapa hari terakhir ini telah membersihkan sisa hujan abu akibat semburan awan panas dan luncuran lava pijar dari puncak gunung itu. "Sekarang dengan hujan begini sudah menjadi hilang lagi sisa hujan abu, malah menjadi subur," kata Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto, di Magelang, Minggu. Ia mengemukakan, telah meminta Bupati Magelang, Singgih Sanyoto, mengambil langkah tepat untuk mengatasi dampak hujan abu akibat aktivitas vulkanik Merapi. Hujan abu di kawasan Merapi dikhawatirkannya merusak lahan pertanian petani setempat. "Ternyata tidak terlalu banyak, dengan hujan begini sudah hilang," katanya. Ia menyatakan, upaya pemerintah menangani bencana Merapi tidak secara gegabah, dan jika terjadi akibat merugikan yang menimpa warga akibat hujan abu, maka mereka akan mendapatkan bantuan beras atau benih sesuai dengan kemampuan pemerintah. Pada kesempatan itu, Mardiyanto menyatakan, tidak mengizinkan anak-anak asal Merapi yang mengungsi mengikuti ujian sekolah di tempat pengungsian. "Untuk Klaten, karena terkonsentrasi di situ, saya tidak mengizinkan ujian di tempat pengungsian. Itu prinsip bagi semua kabupaten," katanya. Ujian bagi anak sekolah, termasuk siswa asal Merapi harus dilakukan di sekolah. Jika tempat pengungsian jauh dari sekolah, maka bisa diatur transportasinya menggunakan bus, ujar mantan Panglima Daerah Militer (Pangdam) Diponegoro itu. Pemerintah, menurut dia, telah menyediakan fasilitas secara baik bagi anak-anak pengungsi Merapi di wilayah Kabupaten Magelang yang sekolahnya tidak jauh dari penampungan. "Di Magelang tidak terlalu jauh, karena bisa jalan kaki, tapi yang di Klaten ada yang terpaksa diantar dengan bus, semua ditanggung pemerintah, termasuk alat-alat tulis di tempat ujian. Lebih penting lagi, anak-anak yang kondisi tidak normal diintensifkan bimbingan ujian bagi mereka," katanya. Bahkan, ia mengharapkan, pada malam hari bisa dilakukan bimbingan kepada mereka untuk menghadapi ujian. Perhatian khusus kepada anak-anak pengungsi, katanya, bukan berarti mereka diluluskan semuanya dalam ujian tersebut, tetapi harus ada upaya meningkatkan kemampuan mereka, agar tetap belajar secara optimal meski berada di pengungsian. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006