Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - Ratusan warga di Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur terpaksa diungsikan ke tempat aman pascamuncul rekahan tanah di sejumlah titik dengan skala cukup luas di sekitar permukiman.

"Retakan tanah muncul sejak 14 Februari lalu. Namun kini kondisinya kian parah seiring hujan deras yang mengguyur wilayah ini beberapa hari terakhir," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ponorogo, Surono di Ponorogo, Senin.

Warga yang mengungsi sementara di tampung di Balai Desa Tumpuk. Sebagian lagi menumpang di rumah sanak-saudara ataupun kerabat dekat yang rumahnya berada di zona aman.

Tak ada korban jiwa. Namun puluhan rumah dilaporkan rusak seiring rekahan tanah yang semakin melebar dan membuat struktur pondasi rumah warga ikut bergeser.

Lokasi pemukiman yang ada di sekitar kawasan perbukitan membuat retakan semakin lama semakin membesar, sehingga dinilai membahayakan warga setempat.

"Ada puluhan titik retakan, lebarnya mulai 10 centimeter sampai 30 centimeter sebagian juga ambles," kata Surono.

Saat ini, BPBD Ponorogo sudah menerjunkan relawan dan TRC dibantu jajaran Dinas Sosial untuk membantu mencukupi kebutuhan para pengungsi.

Selain itu Puskesmas Sawoo juga telah memeriksa kesehatan pengungsi yang juga terdiri dari anak anak, lansia hingga ibu hamil tersebut.

"Kami sudah koordinasi dengan dinsos dalam mendirikan dapur umum. Juga kesehatan dari dinkes ada perawat dan dokter," katanya.

Sementara menunggu cuaca cerah dan dirasa memungkinkan, BPBD bersama pemerintah desa menutup akses jalan menuju pemukiman yang terdampak untuk mengantisipasi pergerakan tanah susulan yang membahayakan warga.

"cuaca ekstrem, selalu waspada masyarakat di pengungsian bersabar menunggu kabar lebih lanjut terkait kajian retakan dari PVMBG," katanya.

Baca juga: Tanah bergerak picu kerusakan jalan jalur Selingkar Wilis Trenggalek
Baca juga: Hujan picu longsor di sejumlah wilayah kecamatan Pacitan
Baca juga: Gerak cepat Kemensos bantu korban tanah bergerak di Manggarai Barat

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023