Astana (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Asia Tengah pada Selasa untuk bertemu para pejabat dari lima negara bekas Uni Soviet, setelah peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina.

Kunjungan Blinken ke Asia Tengah, tepatnya ke ibu kota Kazakhstan, Astana, dan ibu kota Uzbekistan, Tashkent, adalah yang pertama kali baginya sebagai diplomat tinggi pemerintahan Biden.

Lawatan Blinken itu dilakukan beberapa hari setelah peringatan setahun invasi Ukraina pada 24 Februari.

Invasi di Ukraina telah berdampak kepada pengaruh Moskow di Kyrgyztan, Tajikistan, dan Turkmenistan.

Para pemimpin di kawasan itu telah menunjukkan keberanian untuk membela Rusia, ketika Moskow mempertimbangkan akses pasar dan jalur perdagangan ke negara-negara mereka dalam upaya untuk menghindari sanksi Barat.

Blinken akan bertemu dengan para menteri luar negeri dari kelima negara Asia Tengah itu di Astana pada Selasa, sebelum melanjutkan perjalanan ke Tashkent.

Para pejabat AS mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah meningkatkan keterlibatan dengan kawasan itu demi menunjukkan manfaat bekerja sama dengan AS.

Negara-negara Asia Tengah telah menghadapi dampak ekonomi akibat dari konflik Rusia dengan Barat.

Di Astana pada Selasa, Blinken mengatakan kepada Menlu Kazakhstan Mukhtar Tileuberdi bahwa Washington mendukung kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Kazakhstan, yang memenangkan kemerdekaan dari Moskow pada 1991.

"Terkadang kita hanya mengucapkan kata-kata itu, tetapi pernyataan itu memiliki arti yang nyata, dan tentu saja kita tahu bahwa dalam waktu seperti ini, itu memiliki arti yang lebih dalam dari biasanya," kata Blinken mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina, yang juga dulunya bagian dari Uni Soviet.

Blinken juga akan bertemu Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, yang terpilih kembali dalam kemenangan telak pada pemilihan umum pada November.

Tokayev secara terbuka telah menyatakan ketidaksetujuan terhadap klaim teritorial oleh Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina.

Rusia dan Kazakhstan memiliki perbatasan darat terpanjang di dunia, yang memicu beberapa kekhawatiran di Kazakhstan tentang keamanan negara itu.

Setelah Ukraina, Kazakhstan memiliki populasi etnis Rusia terbesar kedua di antara negara-negara bekas Soviet.

Sumber: Reuters

Baca juga: Blinken: serangan Rusia tak akan goyahkan sekutu Ukraina

Baca juga: Xi Jinping apresiasi forum kerja sama industri dengan Asia Tengah

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023