Makassar (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero mendorong kebangkitan usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui program beasiswa pendidikan untuk anak pelaku UMKM yang berdomisili di Desa BRIlian.

Salah satu penerima beasiswa pendidikan BRI ialah Edi Ardiansyah (13) yang saat ini duduk di bangku kelas 1 SMP. Edi merupakan anak dari pasangan Laenre dan Nadi dari Desa Lampulle, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.

"Ini sangat membantu kami warga kecil. Pendidikan memang gratis, tapi kami juga butuh biaya untuk membeli peralatan sekolah," ujar Laenre, yang dihubungi melalui sambungan telepon dari Makassar.

Dalam kesehariannya, Laenre (50) bekerja sebagai petani yang hanya mengelola lahan orang lain. Dengan pekerjaan itu, ia tidak memiliki pendapatan tetap setiap bulannya. Apalagi beberapa tahun terakhir, iklim yang tidak menentu berdampak pada hasil panen para petani yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Sang istri, Nadi (45) yang berdagang kue tradisional juga tidak memberikan pasti setiap hari. Ia harus menunggu orderan untuk membuat kue sebagai usaha dalam membantu menopang perekonomian keluarga.

Karena itu, Laenre dan keluarganya merasa sangat terbantu atas beasiswa pendidikan yang diperoleh dari BRI, khususnya untuk pendidikan sang anak.

Laenre mengaku pasti akan menangis jika tidak sekolah, namun ancaman hidup itu mampu tertanggulangi berkat bantun beasiswa dari bank milik pemerintah itu. Karena itu pula, Laenre dan istri berterimakasih kepada bank di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu yang telah membantu masyarakat kecil seperti dirinya.

Selain digunakan untuk pendidikan, Laenre mengaku bantuan beasiswa senilai Rp5 juta yang diterima anaknya juga digunakan untuk menambah modal usaha kue istrinya dan pembayaran lahan pekuburan sebesar Rp1 juta setiap rumah di wilayah tinggalnya yang dibayar sekali seumur hidup.

Bagi sebagian orang, uang Rp1 juta tidak nilai yang besar, namun tidak dengan keluarga Laenre. Beasiswa diterima di tengah kebutuhan yang tidak bisa ditawar untuk membayar lahan pekuburan sebagai kebijakan pemerintah setempat.

Beasiswa pendidikan BRI dirasa memberikan sumbangsih besar, bukan hanya bagi pendidikan, namun juga kelangsungan hidup usaha UMKM di masa pemulihan pasca-pandemi COVID-19.

Program khusus bagi anak pelaku UMKM tersebut memang menjadi upaya BRI dalam kebangkitan pelaku UMKM menjalankan usahanya, usai seluruh sektor kehidupan di masyarakat hampir seluruh dunia diterjang badai COVID-19 yang memporak-porandakan perekonomian dari tingkat atas hingga pelaku usaha di tingkat paling bawah, seperti para pedagang pasar, pebisnis rumahan dan sebagainya.

Para penerima manfaat merupakan para pelajar (anak sekolah) dari SD/sederajat, SMP/sederajat, hingga pelajar SMA/sederajat,  dan merupakan anak-anak dari pelaku usaha mikro di Desa Brilian.

Bantuan dana pendidikan diberikan kepada 1.800 anak dari pelaku Usaha Mikro di Desa BRILian di Indonesia pada 2022. Beasiswa diberikan sebagai bentuk apresiasi bank itu kepada pelaku usaha mikro yang telah mendukung pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

 

Beasiswa UMKM Sulsel

Di Sulawesi Selatan, BRI Regional Makassar memberikan bantuan beasiswa kepada 20 anak senilai Rp100 juta yang tersebar di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Barru, Bulukumba, Soppeng, dan Sinjai.

Masing-masing kabupaten memperoleh lima kuota penerima beasiswa, kecuali Kabupaten Soppeng yang mendapat 10 penerima beasiswa di dua Desa BRILian.

Desa BRILian merupakan salah satu program pemberdayaan desa yang diinisiasi BRI. Desa BRILian kerap kali menjadi percontohan di daerah masing-masing, karena dianggap sebagai desa yang tanggap, tangguh, dan tetap berinovasi di masa pandemi COVID-19.

Pelaku UMKM lainnya yang menerima beasiswa pendidikan BRI ialah Asriani yang kesehariannya berdagang toko kelontong di Desa Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Soppeng.

Beasiswa pendidikan BRI diberikan kepada Nova Dewi Astrid (14), siswa kelas 3 SMP, anak kedua dari empat bersaudara pasangan Asriani dan Aride. Ayah Nova bekerja sebagai tenaga honorer (sukarela) juru kunci situs dan pengawas hutan di Desa Mattebulu.

Sebagai nasabah BRI, Asriani terpilih menjadi UMKM yang menerima beasiswa pendidikan untuk anaknya dari rekomendasi pemerintah desa setempat.

"Dana beasiswa itu kami pakai untuk membeli peralatan sekolah, ada juga ditabung dan untuk modal usaha," kata Aride, ayah Nova, dalam perbincangan dengan ANTARA.

Aride mengaku sangat terbantu dengan hadirnya beasiswa pendidikan BRI sebab pendapatannya tidak menentu, dengan kisaran hanya sekitar Rp1,5 juta per bulan. Hidup di kawasan hutan lindung mengakibatkan Aride dan keluarga tidak bisa berkebun untuk mendapat penghasilan tambahan.

Tabungan dari beasiswa itu digunakan untuk biaya transportasi Nova ke sekolah yang berjarak 10 kilometer. Tempat tinggalnya yang berada di area pergunungan mengharuskan orang tua Nova menyiapkan dana tambahan, selain uang jajan.

Sekali perjalanan, Nova harus membayar ojek sebesar Rp6 ribu setiap pulang sekolah, sementara sang ayah hanya bisa mengantar saat anaknya berangkat ke sekolah.

"Alhamdulillah ini cukup membantu kami yang tidak ada pekerjaan tetap, mencukupi sebagian kebutuhan anak kami," kata Aride.

Sama halnya dengan Aride, Muliyadi dan Erna sebagai pelaku UMKM sangat bersyukur sebagai penerima beasiswa pendidikan BRI untuk anak pertamanya Halik Al Kautsar, yang tengah belajar di kelas 4 sekolah dasar.

Bagi pemilik usaha kecil di Desa Lampulle Kecamatan Ganra, Soppeng, program beasiswa ini sangat membantu kebutuhan pelaku UMKM atas pendidikan anak-anakNYA. Mulyadi menggunakan dana beasiswa itu untuk membeli perlengkapan sekolah anaknya.

UMKM di Indonesia memang telah terpuruk sejak adanya COVID-19. Keadaan yang sama juga dirasakan pelaku UMKM dari Sulsel yang menilai kebangkitan ekonomi harus ditunjang dengan berbagai program kemasyarakatan.

Program yang telah direalisasikan oleh BRI melalui beasiswa pendidikan anak dinilai hadir dalam waktu yang tepat untuk menyambung asa pelaku UMKM melalui anak-anak mereka.

Ilustrasi. Penerima beasiswa pendidikan untuk anak pelaku UMKM Nova Dewi Astrid (14) yang sedang duduk di kelas 3 SMP di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. ANTARA Foto/HO-warga Soppeng

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023